Khawatirkan Bencana Nuklir, Putin Akhirnya Beri Izin IAEA Periksa PLTN Ukraina yang Diduduki Rusia

Khawatirkan Bencana Nuklir, Putin Akhirnya Beri Izin IAEA Periksa PLTN Ukraina yang Diduduki Rusia

TRIBUNWOW.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin mempersilakan tim inspektur independen untuk memeriksa PLTN Zaporizhzhia yang diduduki Moskow melalui Ukraina.

Dilansir TribunWow.com, Rusia sendiri juga diklaim sudah menyadari betapa bahayanya pertempuran di wilayah penyimpanan nuklir tersebut.

Hal ini terungkap dari keterangan kantor Presiden Perancis Emmanuel Macron pada hari Jumat, (19/8/2022), seperti dikutip Al Jazeera.

Baca juga: Beri Bantahan, Media Rusia Soroti Perkataan Jokowi soal Kedatangan Putin dan Xi Jinping ke KTT G20

Macron diketahui sempat berbicara dengan Putin melalui sambungan telepon mengenai ancaman nuklir tersebut.

Ia kemudian mengatakan bahwa Putin telah mempertimbangkan kembali permintaan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dapat diizinkan memeriksa kondisi PLTN Zaporzhzhia.

Namun, Putin meminta IAEA melakukan perjalanan melalui Rusia ke lokasi tersebut, dan memperingatkan pertempuran di sana dapat menyebabkan malapetaka.

Tak berapa lama kemudian Putin berubah pikiran dengan mengatakan tim IAEA tersebut bisa tiba melalui Ukraina.

Senada dengan pernyataan Perancis, Kremlin mengatakan bahwa Putin dan Macron sepakat bahwa pejabat dari pengawas nuklir PBB harus melakukan inspeksi sesegera mungkin untuk menilai situasi sebenarnya di lapangan.

Khawatirkan Bencana Nuklir, Putin Akhirnya Beri Izin IAEA Periksa PLTN Ukraina yang Diduduki Rusia
Pengeboman yang dilakukan Rusia terhadap PLTN Zaporizhzhia, Energodar, bagian tenggara Ukraina, Kamis (3/3/2022) malam. (Capture YouTube BBC)

Baca juga: Pengeboman PLTN Terbesar Eropa di Ukraina, PBB Turun Tangan Beri Peringatan: Risiko Bencana Nuklir

Menurut Rusia, Putin juga menekankan bahwa penembakan sistematis oleh militer Ukraina di wilayah pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia menciptakan bahaya bencana skala besar.

Peringatan bencana nuklir ini datang hanya sehari setelah pemimpin Turki Recep Tayyip Erdogan dan Guterres, bertemu di kota Lviv, Ukraina timur.

“Kami khawatir. Kami tidak menginginkan Chernobyl lagi,” ujar Erdogan mengacu pada bencana nuklir 1986.

Sementara itu, Guterres memperingatkan kerusakan apa pun pada pembangkit listrik terbesar Eropa itu akan sama dengan tindakan bunuh diri.

“Jelas, listrik dari Zaporizhzhia adalah listrik Ukraina. Prinsip ini harus dihormati sepenuhnya. Secara alami, energinya harus digunakan oleh rakyat Ukraina,” kata Sekjen PBB selama kunjungannya ke pelabuhan selatan Odesa pada hari Jumat.

Pernyataan ini muncul setelah operator energi Ukraina Energoatom menuduh pasukan Rusia berencana untuk mematikan reaktor di Zaporizhzhia, yang mampu memasok empat juta rumah.

Baca juga: Rusia dan Ukraina Sepakati Perjanjian soal Ekspor Gandum dengan Turki dan PBB, Berikut Penjelasannya


Artikel ini bersumber dari wow.tribunnews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *