Kapan Kita Siap Menikah?

Kapan Kita Siap Menikah?

tribunwarta.com – Salah satu pertanyaan yang kadang sulit dijawab adalah masalah pernikahan, terutama menyangkut usia menikah . Negara menyatakan bahwa setidak-tidaknya baik laki-laki maupun perempuan yang akan menikah harus menginjak umur .

Itu sebabnya, tidak boleh lagi ada paksaan atas anak di bawah umur untuk menikah atau pendek kata, yaitu dijodohkan atau pernikahan dini. Akan tetapi, menikah bukan hanya terkait usia saja.

Kali ini, siniar bertajuk dengan tautan akses mengangkat topik pernikahan yang merupakan tonggak penting dalam perjalanan hidup manusia. Adapun episode ini dapat diakses melalui tautan berikut.

Pasalnya, pernikahan sangatlah sakral dalam hidup manusia. Pernikahan bukan sebatas sepasang kekasih yang diresmikan, tetapi ada kaitannya dengan budaya, agama, hukum, dan terutama persetujuan untuk hidup bersama.

Persetujuan hidup bersama ini juga mengandung konsekuensi dan tanggungjawab. Itulah mengapa, pernikahan yang dipaksakan tidaklah baik, terlebih pada anak yang belum beranjak dewasa, tetapi telah dijodohkan.

Ini disebabkan sang anak belumlah cukup dewasa untuk memiliki tanggungjawab dan cenderung pernikahannya akan menyebabkan banyak masalah.

Akan tetapi, bagaimana mengetahui kita sudah siap menikah? Berikut adalah empat indikasi bahwa kita siap menikah.

Tidak Mencari Kesempurnaan

Mungkin bisa dibilang klise, tetapi jangan sampai ungkapan “menerima ketidaksempurnaan” hanya menjadi ungkapan saja.

Untuk itu, kita harus memahami pasangan secara menyeluruh, seperti akan pada suatu saat pasangan kita menjengkelkan dan perilakunya tidaklah rasional.

Kita juga harus mau memahami adanya perbedaan pendapat dan pemikiran dalam suatu pernikahan.

Kemudian, bila ada suatu konflik atau masalah, kita bisa menyelesaikannya dengan kepala dingin. Penting bagi pasangan suami istri untuk memiliki sifat kedewasaan dan kebijaksanaan dalam sebuah pernikahan.

Berhenti Menjadi Seseorang yang Ingin Selalu Dipahami

Sebuah kesalahan dalam pemikiran bila seseorang yang kita nikahi akan selalu ada dan memahami apa yang kita rasakan dan mau. Itulah mengapa, perlu adanya komunikasi yang baik antara kedua belah pihak.

Dalam sebuah hubungan , apalagi pernikahan, tidak ada kata menang-kalah. Bila masih berpikir demikian, maka bukan tidak mungkin hanya akan ada masalah dan kerumitan yang menunggu.

Kita juga tidak boleh menyalahkan pasangan bila dirinya melakukan kesalahan atau lalai melakukan pekerjaan rumah.

Selain itu, dalam pernikahan perlu adanya pemahaman atas latar belakang pasangan dan relasinya dengan keluarga besar, agama, dan lingkungan sekitar. Karena faktor-faktor tersebut akan memengaruhi pola hidup yang baru akibat pernikahan.

Siap Mencintai, Bukan Dicintai

Ada satu hal yang selalu membingungkan manusia, khususnya dalam hubungan antarpasangan, yaitu cinta. Kadang kala juga kita hanya ingin dicintai, tetapi selalu berkata tidak siap di kala harus mencintai.

Bila dalam pernikahan atau hubungan hanya ingin dicintai, tentunya ada sesuatu yang salah pada hubungan tersebut. Karena dalam sebuah hubungan haruslah bersifat timbal balik, bukan satu arah.

Konsep “mencintai” di sini bukanlah memberi hadiah yang serba mahal atau memanjakan, melainkan adanya perhatian dan mencoba untuk memahami satu sama lain. Kemudian, setiap pasangan yang menikah juga harus mampu untuk mencintai anaknya.

Sebagai orangtua, tidaklah bijaksana bila memaksakan kehendak atau menanamkan ambisi kepada sang anak. Anak memang tidak akan ada bila orangtua tidak menikah, tetapi anak juga memiliki kehidupannya sendiri.

Hubungan Intim dan Cinta adalah Sesuatu yang Berbeda

Secara hukum dan agama kedua pasangan telah sah menikah dan memiliki hak untuk berhubungan intim. Akan tetapi, hal itu bukanlah yang utama dan bukan berarti .

Karena bisa saja hubungan sex timbul berkat adanya nafsu dan kebutuhan biologis yang harus dipenuhi. Sementara itu, cinta dalam pernikahan melingkupi persahabatan, menikmati waktu bersama, berusaha ada untuk satu sama lain, dan tak lekang oleh menuanya penampilan.

Dengan demikian, jangan menyamaratakan antara hubungan intim dan cinta dalam pernikahan.

Dengarkan informasi selengkapnya seputar menghadapi kekerasan dalam rumah tangga , perasaan berduka, dan persoalan rumah tangga hanya dalam .

Akses sekarang juga episode melalui tautan .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *