Apa Itu Baby Led Weaning? Berikut Manfaatnya untuk Buah Hati

Apa Itu Baby Led Weaning? Berikut Manfaatnya untuk Buah Hati

tribunwarta.com – Telah lama para orangtua mulai mengenalkan makanan dewasa kepada bayi menggunakan sendok dan makanan khusus bayi.

Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) merekomendasikan bayi diberi makanan halus, yang ketika semakin besar maka tekstur makanannya semakin keras.

Sementara itu, finger foods, seperti sayuran rebus, buah, roti, telur, ataupun sereal, bisa mulai diberikan pada usia 8 bulan dibarengi dengan makanan halus.

Namun, dalam sepuluh hingga 15 tahun terakhir, terdapat pendekatan alternatif dalam memperkenalkan bayi terhadap makanan dewasa, yang disebut dengan Baby Led Weaning ( BLW ).

Dalam BLW , dibandingkan memberi makanan halus sang bayi, bayi diperkenankan untuk makan sendiri tanpa perlu disuapi oleh orangtuanya. Akan tetapi, yang ditekankan dalam pendekatan BLW adalah membiarkan sang bayi memilih sendiri makanannya dan seberapa banyak makanannya.

Meskipun pada kenyataannya pendekatan seperti ini dilakukan oleh seorang ibu sejak berabad-abad yang lalu, namun BLW merupakan cerminan dari pendekatan alternatif dan modern.

BLW sendiri muncul melalui diskusi lewat publikasi dan forum-forum parenting dan mulai mendapatkan momentum pada sekira 2001, dan menjadi populer setelah Rapley menerbitkan bukunya tentang BLW pada 2006.

Namun banyak yang bertanya-tanya apakah bayi yang berumur di bawah satu tahun bisa makan tanpa disuapi oleh orangtuanya?

Sebuah penelitian yang rilis tahun 2001 dan disusun oleh Naylor dan Morrow menyatakan bahwa bayi di usia sekira 6 bulan mampu makan sendiri tanpa bantuan orang lain.

Selain itu, sebagian besar bayi juga seharusnya sudah bisa makan sendiri pada usia 6 bulan, meskipun ada juga bayi yang perkembangannya tertunda karena beberapa hal, salah satunya karena sang bayi tidak diperbolehkan untuk menggenggam benda dengan tangannya.

Sementara itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mencoba BLW kepada si kecil, simak penjelasannya berikut:

1. Makanan harus dipotong hingga sebesar jari.2. Bayi harus diposisikan dalam keadaan duduk (lebih baik di kursi makan khusus bayi) dan pastikan ia duduk dengan posisi tegak dan tidak menyandar ke belakang.3. Letakan makanan di depan bayi tanpa menggunakan piring, biarkan ia meraihnya dengan tangannya sendiri.4. Untuk mengetahui apakah bayi memiliki reaksi alergi terhadap makanan tertentu, makanan perlu diganti setiap dua hingga tiga hari sekali.5. Ajak sang bayi makan bersama di meja makan keluarga agar ia bisa mengamati, meniru, dan mengikuti cara makan yang benar seperti orang dewasa.6. Selalu awasi bayi ketika melakukan BLW .

Selain itu, ada beberapa hal yang bisa dijadikan makanan untuk metode BLW seperti sayuran kukus atau rebus, buah-buahan, pasta yang mudah digenggam, nasi yang dibentuk, ataupun daging ayam atau sapi yang halus dan sudah dipotong.

Ada pula makanan yang sebaiknya dihindari ketika membiarkan sang bayi makan melalui tangannya sendiri, seperti sosis, kacang dan biji-bijian, potongan daging atau keju yang besar, buah dan sayur mentah, dan permen.

Ada baiknya juga kita mencoba memberikan makan-makanan yang merupakan alergen, atau makanan yang menyebabkan alergi.

Namun hal ini harus dikonsultasikan dulu dengan dokter anak. Dilansir dari clevelandclinic.org, dr. Churbock mengatakan, memberi makanan yang berpotensi membuat alergi ada baiknya diberikan sejak dini. Hal ini beralasan untuk meminimalisir alergi terhadap jenis makanan tertentu ketika dewasa.

Menurut penelitian tahun 2017 yang dilakukan oleh Brown, Jones, dan Rowan, menunjukkan bahwa metode pendekatan BLW ini bisa mempengaruhi tumbuh kembang sang bayi.

Pertama sang bayi bisa menentukan preferensi makanan ia. Ketika usia dewasa, bayi yang dikenalkan dengan makanan menggunakan teknik BLW lebih memilih makanan yang berkarbohidrat, sementara bayi yang dikenalkan dengan makanan menggunakan metode tradisional cenderung lebih memilih makanan-makanan manis.

Selain itu, bayi dengan metode BLW juga ketika berusia 18-24 bulan dinilai lebih responsif terhadap makanan dan juga lebih responsif terhadap rasa kenyang.

Hal ini menunjukkan kontrol nafsu makan yang baik. Perbedaan juga terdapat pada berat badan. Bayi dengan metode BLW lebih ringan pada usia 18-24 bulan dibandngkan bayi dengan metode tradisional.

Ditambah lagi, bayi dengan BLW dapat berkembang lebih cepat dalam perkembangan motoriknya, seperti dalam motorik oral mereka sehingga tidak hanya bisa bernapas, mengisap dan menelan, tetapi juga mengunyah. (Mohammad Aqshal Fazrullah)***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *