World Ceramic Tiles Forum Jadi Momentum Tingkatkan Kinerja Industri Keramik

World Ceramic Tiles Forum Jadi Momentum Tingkatkan Kinerja Industri Keramik

tribunwarta.com – BALI – Dirjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian Ignatius Warsito menyambut baik pelaksanaan World Ceramic Tiles Forum ke-29 yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, pada 11-13 Desember 2022.

Pertemuan tahunan yang dihadiri oleh 12 negara yang mewakili 90% produsen keramik di dunia ini menjadi momentum untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi 5,72% dan kinerja industri manufakturnya sebesar 4,28% pada 2022.

“Ini merupakan modal yang baik untuk Indonesia khususnya di industri untuk menatap 2023, walaupun dari sisi lain banyak tantangan yang kita hadapi seperti ancaman resesi, kemudian krisis energi, sehingga kita perlu mengantisipasi dan memitigasi terhadap ancaman tersebut,” kata Ignatius Warsito saat menghadiri World Ceramic Tiles Forum di Nusa Dua, Senin (12/12/2022).

Adapun untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia, pelaku industri keramik diminta tetap menjaga performa dan waspada, serta mengantisipasinya dengan baik, seperti penurunan permintaan pasar akibat resesi global dan banjirnya barang-barang impor.

“Forum keramik internasional ini bagian yang tidak terpisahkan untuk mengawasi industri keramik nasional di pasar domestik maupun pasar internasional untuk tetap menjaga performa serta kualitasnya,” tutur Ignatius Warsito.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) Edy Suyanto mengatakan, World Ceramic Tiles Forum ke-29 menjadi ajang pertukaran informasi terkait pembaruan teknologi keramik, serta potensi bisnis keramik.

Untuk teknologi pembuatan keramik, saat ini sedang dikembangkan teknologi antivirus, dimana sebelumnya telah dikembangkan material anti bakteri untuk keramik.

“Kami memandang tahun 2023 dalam fase ketidakpastian ekonomi bukan sebagai tantangan, melainkan kami bisa lebih agresif tidak hanya melihat pasar Indonesia dengan 270 juta penduduk, tapi pasar Asia Tenggara dengan 600 juta warga, dimana ASAKI mengalami peningkatan ekspor untuk kawasan ASEAN dan negara-negara Eropa,” ungkap Edy.

Lebih lanjut dia mengatakan, resesi di Eropa akibat krisis energi akan dimanfaatkan oleh produsen keramik Tanah Air untuk menambah investasi. Sebab kinerja industri keramik nasional tahun 2022 cukup baik, yakni mendekati target utilisasi kapasitas produksi nasional mencapai 79% dari target 80%. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak 2014.

Sementara itu, perbaikan daya saing industri dapat dilihat dari kinerja ekspor tahun 2022 yang meningkat 3%, sedangakan impor mengalami penurunan 2% sejak 2013.

ASAKI tetap optimistis terhadap penjualan keramik pada 2023, meskipun perekonomian dunia diprediksi masih menghadapi ketidakpastian. ASAKI memproyeksikan tingkat utilisasi meningkat ke level 83%-85% dengan perkiraan total produksi mencapai 470.000.000 m2 yang setara dengan konsumsi per kapita sebesar 1,7 m2/kepala.

Angka tersebut masih di bawah tingkat konsumsi per kapita di kawasan Asia Tenggara yang rata-rata di atas 3 m2/kepala dan rata-rata dunia yang sebesar 2,5 m2/kapita.

“Kami menargetkan angka ekspor bertumbuh 5% pada 2023 dengan negara utama tujuan ekspor yaitu Filipina, Malaysia, Thailand, Taiwan, USA, dan Australia. Proyek ekspansi kapasitas berjalan dengan baik dengan tambahan kapasitas baru sekitar 75.000.000 m2,” ungkap Edy.

Secara kualitas, produksi keramik Indonesia bisa bersaing dengan produksi keramik di Eropa, dimana Indonesia masuk 5 besar dunia karena kemajuan teknologi keramik di Eropa bisa diadopsi oleh perusahaan keramik di Tanah Air yang mengandalkan sumber daya manusia dalam negeri sebanyak 10.000 pekerja.

Sedangkan bahan baku keramik telah menggunakan 90% komponen dalam negeri, lebih tinggi dari yang ditetapkan pemerintah yaitu 40% penggunaan komponen dalam negeri. Adapun bahan impor keramik berasal dari India, Thailand, dan, Malaysia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *