Unesa Tambah 4 Guru Besar, Ada Pakar Bola Basket hingga Ikan Lele

Unesa Tambah 4 Guru Besar, Ada Pakar Bola Basket hingga Ikan Lele

Jakarta: Guru besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa) terus bertambah. Sebanyak empat guru besar atau profesor dikukuhkan dalam Rapat Terbuka Senat.
 
Rektor Unesa Nurhasan mengapresiasi pencapaian guru besar tersebut. Dia menyebut menyandang gelar profesor melalui keputusan presiden tidaklah mudah dan tidak semua dosen bisa menyandang gelar tersebut. 
 
Dia menyebut hanya mereka yang punya karya, keseriusan, dan komitmen memajukan bangsa dan negara yang bisa mendapatkannya.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Guru besar bukan akhir dari pencapaian karier seorang dosen, tetapi justru menjadi spirit baru dalam melahirkan karya-karya yang lebih brilian dan bermanfaat bagi masyarakat dan negara,” ucap Cak Hasan dikutip dari laman unesa.ac.id, Jumat, 30 September 2022. 
 
Dia menyebut peran guru besar sangat penting dalam mendorong dan menciptakan iklim inovasi dalam negeri. Mereka adalah pelopor inovasi melalui pengembangan keilmuan, riset, dan pengabdian. Perubahan mindset, pengembangan budaya akademik, pemanfaatan teknologi untuk riset-riset yang bermanfaat bagi masyarakat menjadi syarat penting untuk kemajuan Unesa dan Indonesia.
 
“Gelar profesor bukan untuk gagah-gagahan, tetapi sebuah penanda pemegangnya adalah orang terdidik, ilmuwan yang berdedikasi tinggi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi umat manusia. Masyarakat menanti peran dan kontribusi guru besar Unesa,” tutur dia.
 
Cak Hasan berharap guru besar baru ini menjadi semangat baru bagi Unesa melahirkan riset dan publikasi bertaraf internasional, ide, gagasan dan karya-karya inovatif, dan turut aktif memajukan bangsa dan negara untuk Indonesia maju dan unggul. “Selamat dan sukses untuk guru besar baru Unesa,” tutur dia. 
 
Adapun guru besar yang dikukuhkan, yaitu Abdul Rachman Syam Tuasikal sebagai Guru Besar Fakultas Ilmu Olahraga (FIO). Guru besar satu ini banyak meneliti seputar bola basket, mulai dari media dan metode pembelajaran, hingga mengembangkan sistem monitoring pengambilan keputusan wasit bola basket.
 
Kedua, Nuniek Herdyastuti, sebagai Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Perempuan asal Surabaya ini merupakan pakar Kimia yang banyak melahirkan riset seputar pengolahan limbah kimia, mengembangkan mini lab IPAL, dan pengaruh bahan kimia terhadap aspek kesehatan. Dalam pidato pengukuhannya menyampaikan riset “Sehat dan Alami dengan N-Asetil Glukosamin Bahan Kimia Hasil Degradasi Enzimatis Kitin sebagai Obat Osteoarthritis”.
 
Ketiga, Gunarti Dwi Lestari, sebagai Guru Besar Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Gunarti merupakan pakar pendidikan spesialis pendidikan anak usia dini. Banyak riset yang sudah dihasilkan, di antaranya, literasi budaya kemaritiman anak usia dini dan strategi parenting yang efektif (Triple-P).
 
Selain itu juga tentang strategi pendidikan karakter anak usia dini, pengembangan model peningkatan self-regulated learning pada siswa inklusi dan masih banyak lagi. Pada pengukuhannya, ia menyampaikan pidato tentang “Pengaruh Komitmen Profesional terhadap Organizational Citizenship Behavior pada Guru Taman Kanak-Kanak”.
 
Keempat, Dyah Hariani, sebagai Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Perempuan kelahiran Malang ini banyak melahirkan riset seputar reproduksi hewan. Belakangan banyak meneliti Ikan Lele di antaranya, pengaruh protein pakan terhadap hormon estrogen ikan lele, peningkatan kualitas ‘reproduksi’ ikan lele, dan lain-lain.
 
Pidato pengukuhannya yaitu tentang “Penyiapan Induk Lele Matang Gonad Melalui Induksi Laserpunktur sebagai Upaya Percepatan Pengadaan Benih Skala Massal Menuju Industrialisasi di Bidang Perikanan”.
 
“Keberhasilan dalam budidaya ikan tergantung dari beberapa faktor seperti ikan, pakan dan lingkungannya. Memajukan bidang ini butuh strategi usaha budidaya menjadi industri berbasis teknologi berkelanjutan, strategi peningkatan daya saing produk dan strategi mendorong efisiensi produk atau pakar mandiri,” ucap dia.
 
Repat senat ini dihadiri ketua senat, rektor, jajaran wakil rektor, direktur, dan jajaran wakil direktur Pascasarjana. Selain itu juga ada kaprodi S-2 dan S-3 dan jajarannya, jajaran fakultas dan prodi selingkung Unesa, kepala lembaga, dan tamu undangan lainnya. 
 

 

(REN)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *