Tutup BBGRM Lamongan di Desa Mertani, Kaji Yes Berharap Gotong Royong Terus Jadi Spirit Berinovasi

Tutup BBGRM Lamongan di Desa Mertani, Kaji Yes Berharap Gotong Royong Terus Jadi Spirit Berinovasi

SURYA.CO.ID, LAMONGAN – Semangat mempertahankan tradisi gotong royong menjadi cara Desa Mertani menelurkan berbagai inovasi sehingga mampu menjadi desa mandiri. Karena itulah, penutupan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) Lamongan ke-19 dipusatkan di desa di Kecamatan Karanggeneng tersebut, Jumat (5/8/2022).

Penutupan BBGRM itu dilakukan Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi dengan rasa bangga dan menitipkan pesan agar budaya bergotong royong di Lamongan tidak lantas ikut ditutup atau ditinggalkan. “Desa Martani memang punya prestasi besar dan kini berkembang menjadi desa mandiri,” puji bupati disapa Kaji Yes itu.

Menurut Kaji Yes, Desa Mertani juga akan berinovasi dengan membangun Pasar Burung karena sudah ada embrionya, tanah pun sudah ada. Jadi desa memanfaatkan tanah itu untuk usaha desa yang akhirnya akan dikelola oleh BUMDes

Desa Mertani tidak hanya ingin menjadi sebagai sentra burung, tetapi juga mencoba berinovasi kembali dengan pembuatan kolam pancing. Inovasi-inovasi yang dilakukan oleh Desa Mertani merupakan gambaran spirit pemerintah desa beserta masyarakat yang saling bergotong royong untuk mewujudkan desa mandiri

Dan penutupan BBGRM ke-19 di Desa Mertani sekaligus momen pelestarian nilai gotong royong masyarakat melalui peningkatan peran aktif masyarakat diperingati oleh Pemkab Lamongan.

Menurut Kaji Yes, BBGRM adalah bentuk pelestarian dalam pembangunan untuk menjaga serta melestarikan budaya gotong royong sebagai budaya asli bangsa Indonesia. Ditambahkan, perkembangan teknologi informasi yang begitu besar, nilai-nilai gotong royong bahkan mulai ada kecenderungan untuk menurun.

Untuk itu gotong royong harus dibangkitkan dengan kegiatan-kegiatan seperti BBGRM. Sehingga nilai-nilai gotong royong, kebersamaan dan kekompakan di antara warga benar-benar terus terpelihara.

Terlebih, menurut Kaji Yes, BBGRM menjadi momentum mewujudkan pembangunan yang memang benar-benar diimpikan oleh masyarakat di desanya masing-masing. “Ini menunjukkan apa yang kita lakukan, apa yang kita kerjakan bersama-sama ini, memang benar-benar kita niatkan untuk kebaikan bersama dan tentu untuk kejayaan masyarakat Kabupaten Lamongan,” ungkapnya.

Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Mohammad Zamroni mengatakan, pemilihan tempat di Desa Martani karena melihat prestasi besar yang dilakukan, dari desa berkembang menjadi desa mandiri.

“Perkembangan Desa Mertani sangat luar biasa. Salah satunya adalah lompatan perkembangan desa berkembang langsung menuju desa mandiri tanpa tanpa melewati desa maju,” kata Zamroni. ****


Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *