The Fed Tak Agresif Lagi, Rupiah Bisa “Bantai” Dolar?

The Fed Tak Agresif Lagi, Rupiah Bisa “Bantai” Dolar?

tribunwarta.comJakarta, CNBC Indonesia – Rupiah mencatat penguatan tipis 0,06% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 15.730/US$ Rabu kemarin, sekaligus mengakhiri pelemahan 3 hari beruntun.

Pelemahan rupiah berpeluang berlanjut pada perdagangan Kamis (1/12/2022) setelah ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell menyatakan laju kenaikan suku bunga bisa dikendurkan bulan ini.

“Masuk akal untuk memoderasi laju kenaikan suku bunga kami saat kami mendekati tingkat pengekangan yang cukup untuk menurunkan inflasi. Waktu untuk memoderasi laju kenaikan suku bunga mungkin akan datang segera setelah pertemuan Desember” katanya saat memberikan pidato di acara Brookings Institution sebagaimana dikutip CNBC International.

Indeks dolar AS langsung merosot merespon pernyataan tersebut, yang membuka ruang berlanjutnya penguatan rupiah.

Secara teknikal, area Rp 15.450/US$ terbukti menjadi support kuat yang menahan penguatan rupiah yang disimbolkan USD/IDR.

Ketika menguat Jumat (11/11/2022) lalu, rupiah hanya mampu menguji saja, dan gagal melewatinya. Setelahnya rupiah berbalik merosot 5 hari beruntun pada pekan lalu.

Level tersebut merupakan merupakan Fibonacci Retracement 38,2% dan menjadi ‘gerbang keterpurukan’ bagi rupiah, selama tertahan di atasnya.

Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

Rupiah sebelumnya terus tertekan sejak menembus ke atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA50).

Indikator Stochastic pada grafik harian sudah berada di wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic pada grafik 1 jam, yang digunakan memperkirakan pergerakan harian, juga berada di wilayah jenuh jual.

Resisten terdekat berada di kisaran Rp 15.750/US$, jika ditembus rupiah berisiko melemah ke Rp 15.800/US$.

Sementara selama tertahan di bawah resisten, ada peluang rupiah untuk menguat. Support berada di kisaran Rp 15.700/US$. Jika ditembus konsisten, rupiah berpeluang menguat ke Rp 15.670/US$ – Rp 15.650/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *