TEI ke-37 Catat Potensi Transaksi hingga Rp45,8 Triliun

TEI ke-37 Catat Potensi Transaksi hingga Rp45,8 Triliun

Jakarta: Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyampaikan Trade Expo Indonesia ke-37 berhasil membukukan potensi transaksi sementara sebesar USD2,94 miliar atau senilai Rp45,8 triliun. Nilai transaksi ini masih akan bertambah, mengingat TEI 2022 akan terus berlangsung secara daring hingga 19 Desember 2022.
 
“Capaian ini patut kita syukuri di tengah di tengah kondisi ekonomi yang penuh tantangan,” ujar Mendag Zulkifli Hasan dalam Konferensi Pers Hasil Sementara TEI 2022 Luring di International Convention Center (ICE), dikutip dari keterangan resmi, Senin, 24 Oktober 2022.
 
Mendag juga menyampaikan apresiasinya kepada seluruh perwakilan Indonesia di negara-negara akreditasi, serta para eksportir dan mitra dagangnya yang telah menghadiri dan berperan serta aktif dalam acara TEI ke-37 Tahun 2022 secara luring.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Menurutnya, penyelenggaraan TEI merupakan salah satu langkah konkret Kementerian Perdagangan dalam meningkatkan akses pasar produk Indonesia ke pasar global. Adapun transaksi potensial sementara sebesar USD2,94 miliar tersebut berasal dari transaksi barang dan jasa senilai USD2,83 miliar dan investasi sebesar USD111,5 juta.
 
Nilai transaksi barang dan jasa tersebut berasal dari transaksi melalui nota kesepahaman (MoU) dengan nilai sebesar USD1,77 miliar meliputi perdagangan barang sebesar USD1,77 miliar dan jasa sebesar USD843,2 ribu, transaksi harian sebesar USD850,6 juta, serta transaksi yang berasal dari kerja sama penjajakan bisnis (business matching) sebesar USD200,5 juta.
 
Sementara khusus transaksi investasi terdiri atas investasi dari Belanda sebesar USD100 juta untuk pengiriman catu daya pesisir, dari Korea Selatan sebesar USD10 juta untuk sektor pertanian dan peternakan, serta dari Belgia sebesar USD1,5 juta untuk produk furnitur.
 
Adapun 10 negara terbesar yang melakukan transaksi perdagangan selama TEI ke-37 luring adalah India dengan total transaksi USD871,1 juta, diikuti Jepang (USD568,9 juta), Amerika Serikat (USD197,3 juta), Malaysia (USD181 juta), Mesir (USD167,5 juta), Vietnam (USD121,9 juta), Filipina (USD120,1 juta), Arab Saudi (USD112,4 juta), Italia (USD82,9 juta), serta Tiongkok (USD75 juta).
 

 
Sedangkan 10 produk yang paling diminati TEI ke-37, yakni minyak kelapa sawit dengan total transaksi sebesar USD577,2 juta atau 20,43 persen, kertas dan produk kertas (USD380,8 juta atau 13,48 persen), produk pertanian (USD361 juta atau 12,78 persen), batu bara (USD340 juta atau 12,03 persen), makanan olahan (USD277,2 juta atau 9,81 persen), produk kayu (USD189 juta atau 6,7 persen), produk kimia (USD147,3 juta atau 5,21 persen), furnitur (USD137,7 juta atau 4,87 persen), elektronik dan peralatan listrik (USD74,8 juta atau 2,65 persen), serta rempah-rempah (USD68,1 juta atau 2,41 persen).
 
Dari sisi pengunjung, pameran yang diikuti oleh 795 pelaku bisnis ini berhasil mendatangkan 3.226 buyers dari 187 negara. Selain itu, pameran ini juga dihadiri 27.063 pengunjung.
 
Mendag Zulkifli Hasan menambahkan, penyelenggaraan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2023 yang digelar bersamaan dengan TEI juga turut menuai hasil. Ajang ini berhasil mencatatkan total transaksi sebesar USD13,2 juta atau senilai Rp203 miliar. “Ini bukti bahwa produk muslim fesyen kita diminati oleh pasar internasional,” tandasnya
 
Mendag Zulkifli Hasan juga mengapresiasi seluruh pihak yang telah berupaya mempersiapkan dan menyukseskan TEI ke-37 dan JMFW. Ke depan, menyongsong 2023 yang masih akan dibayangi tantangan global, diperlukan terobosan dalam upaya peningkatan ekspor nonmigas tetap harus ditingkatkan termasuk untuk pasar non tradisional.
 
“Ketidakpastian global tidak boleh melemahkan kita. Saya percaya keadaan seberat apapun selalu ada peluang bagi orang yang optimis. Semoga kita terus mampu meningkatkan kolaborasi dan kerja sama yang sudah terjalin dengan baik. Kita optimis target USD10 miliar dapat tercapai pada 19 Desember 2022 nanti di tengah situasi yang penuh tantangan. Untuk itu, diperlukan kerja keras semua pihak, termasuk perwakilan perdagangan di luar negeri,” tutup Mendag.
(FICKY RAMADHAN)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *