Sukses Bisnis Konveksi dengan Modal Rp. 0

Sukses Bisnis Konveksi dengan Modal Rp. 0

tribunwarta.com – Terlahir dalam keluarga yang sangat sederhana membuat Reno Yanuari Akbar menjadi pemuda yang sangat mandiri. Semenjak dia kecil, kedua orang tuanya selalu mengajarkan tentang pentingnya usaha dan bekerja keras.

Saat ia duduk di bangku kuliah, keresahan itu muncul. Ia merasa malu untuk meminta uang saku pada orang tuanya, ia pun sempat iri dengan kehidupan teman-temannya di rumah.

Ada yang menjadi TNI, polisi, petugas pelayaran, bahkan ada yang menjadi tenaga kerja mesin di Jepang yang tentunya telah mendapatkan penghasilan dan bisa meringankan beban kedua orang tuanya. Sedangkan dia justru masih kuliah dengan biaya dari orang tuanya.

Dari keresahan tersebut, mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang ini selalu berupaya menjadi mahasiswa yang mandiri dan berpestasi. Ide itu bermula ketika ia diamanahi menjadi peanggung jawab pembuatan seragam untuk organisasi internal kampus, dengan target harga yang murah namun berkualitas bagus, akhirnya dia berhasil menemukan vendor yang cocok dengan target yang diharpkan teman-teman organisasi. Dari pembuatan seragam tersebut, organisasi justru berhasil mendapatkan profit sebesar Rp.5.000.000.

Namun, untuk mendirikan bisnis konveksi tidaklah mudah, butuh kesabaran dan perjuangan yang sangat besar. Di awal perjalanan merintis bisnis, dia sering dikecewakan oleh mitra penjahitnya.

Banyak pekerja yang kurang amanah dan tidak sesuai harapan. Orderan pertama menjadi titik pembelajaran utama baginya, di saat itulah Reno mulai memahami tentang tantangan dan risiko bisnis yang menantinya. Seperti halnya human error, kerusakan mesin, pemadaman listrik, jam kerja yang molor, dsb. di mana hal tersebut sangat memperburuk jalannya produksi. Bahkan dalam kurun waktu 1 bulan pesanan tersebut belum dapat diselesaikan.

Menjaga amanah dari konsumen sekaligus mengatur manajemen pekerja merupakan tanggung jawab besar yang harus ia tunaikan. Dari kejadian itulah Reno mulai belajar bagaimana cara bernegosiasi dan menghadapi komplain dari pelanggan.

Ia berani bertanggung jawab dan memberikan ganti rugi atas hal tersebut. Dan Alhamdulillah, tanpa disangka-sangka pemesannya pun puas dengan kualitas baju yang dihasilkan. Meskipun orderan pertamanya tidak menghasilkan keuntungan sepeser pun. Dua sejoli ini tidak pernah putus asa, justru kegagalan bagi mereka adalah pembelajaran terbaik sekaligus batu loncatan untuk meraih kesuksesan.

Dari kegagalan tersebut, mereka berdua selalu belajar dan mengevaluasi diri terkait apa yang kurang dari bisnis mereka. Seiring berjalannya waktu, produksi kian berjalan lancar dan menciptakan lapangan pekerjaan yang mampu menjadi penunjang perekonomian para pekerja.

Enomerch pun berhasil survive di tengah pandemi Covid-19 dengan terus memberdayakan SDM yang berkualitas. Untuk mengembangkan bisnis, mereka membentuk team marketing dan disain.

Lewat kerja sama yang solid serta inovasi yang mereka buat, Enomerch lambat laun bisa mendapatkan tender-tender besar dan berhasil mengalahkan beberapa konveksi besar yang terkenal di malang dalam pengadaan berbagai macam jenis pakaian seperti PDH, kaos sablon, jaket, polo, seragam sekolah, dll.

Berbagai proyek usaha yang dimenangkan Reno bukan tanpa alasan, sesuai tagline Enomerch “Harga Bersahabat Kualiatas Konglomerat”, banyak konsumen yang puas dengan harga dan hasil produksi yang berkualitas. Dengan berbagai keunggulan yang dimilikinya, tak heran saat ini apparel yang diproduksi Enomerch banyak diminati oleh sekolah, kampus, dan perusahaan ternama. Dalam satu minggu, Enomerch mampu memproduksi hingga ratusan hingga ribuan apparel, dan mendapatkan omset hingga puluhan juta rupiah per bulan.

Selain menjadi mahasiswa aktivis dan sukses membangun bisnis, Reno juga termasuk mahasiswa yang berprestasi dengan memperoleh beasiswa dari Bank Indonesia. Ia juga berhasil masuk ke Top Five Lomba Wirausaha Muda se-Jawa Timur yang diadakan oleh Bank Indonesia Malang di tahun 2021. Dengan hasil tersebut, Enomerch kini berhasil menjadi UMKM binaan Bank Indonesia Malang.

Lewat keteguhan dan perjuangan yang Reno lakukaan, ia berhasil meringankan beban bahkan bisa membantu perekonomian keluarganya. Di sisi lain, ia juga terus berupaya memperluas lapangan pekerjaan untuk memberikan kebermanfaatan bagi semua orang.

Baginya berada dalam lingkaran produksi ini merupakan hal yang sangat menakjubkan, melihat semangat para pekerja dalam mencari nafkah untuk keluarganya membuat Reno percaya bahwa bisnis tidak hanya melulu tentang mencari uang, tapi yang paling penting adalah menyebarkan kebermanfaatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *