Soal Rekomendasi KLB PSSI, Dali Tahir Minta Semua Pihak Taat Aturan

Soal Rekomendasi KLB PSSI, Dali Tahir Minta Semua Pihak Taat Aturan

 Jakarta: Ketua Tim Penyusun Statuta Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Dali Tahir, memahami dorongan yang menyebutkan agar PSSI segera menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI pascatragedi Kanjuruhan. Sebab, menurut mantan anggota Komite Etik FIFA dan pendiri Liga Galatama itu, terdapat kemarahan yang menyembul di sana.
 
“Saya menghargai pandangan tersebut. Tapi maaf, Ali Sadikin yang di KLB 1980-an awal, tidak membuat PSSI menjadi lebih baik. Nurdin Halid digempur, didemo selama delapan bulan, juga tidak membuat PSSI menjadi baik. Mengapa? Karena dasar penggulingan itu emosi yang berlebih,” tutur Dali dalam rilis resminya, Selasa (25/10/2022). 
 
Sebagai mantan praktisi sepak bola nasional, Dali mengaku sangat menghargai dilakukannya KLB. Namun, sebagai mantan anggota Komite Etika FIFA, ia juga mengajak semua pihak melihat semua persoalan dengan jernih dan taat aturan. 





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Ada hukum positif. Kejarlah para pembuat masalah. Saat ini ada enam tersangka, apakah sudah cukup atau masih akan bertambah? Terus pantau itu,” katanya. 
 
Dia menyebutkan, hukum sepak bola terdiri dari statuta FIFA dan PSSI. Kemudian, tertuang dengan jelas juga tentang mekanisme menggelar KLB. Oleh karena itu, Dali mengajak semua pihak untuk menyimpan emosi serta kemarahan di dalam saku karena ratusan korban Tragedi Kanjuruhan harus dihormati, bukan dijadikan berbeda. 
 
“Jangankan 134 jiwa, satu jiwa melayang tak akan sebanding ditukar dengan jabatan Ketum PSSI, jabatan Exco. Satu jiwa terlalu besar untuk ditukar dengan apa pun,” tegasnya. 
 
Dalam hal ini, Dali juga mengajak semua pihak menghargai dan menghormati para korban dengan melangkah di jalur yang benar. Sebab, jika melangkah dengan penuh emosi dan kemarahan, belum tentu dapat menghasilkan sesuatu yang terbaik.
 
Menurutnya, FIFA punya prinsip apa saja boleh terjadi, tapi sepak bola tidak boleh mati. Jadi, jika ada yang marah dan berkomentar mengusir FIFA, ia justru bertanya, apakah sepakbola hidup tanpa FIFA. Harus diingat bahwa pemilik sepak bola itu FIFA dan hak patennya ada pada organisasi yang dilahirkan di Prancis dan bermarkas di Swiss itu.
 
“Jika FIFA tidak menggap para pengurus PSSI untuk mundur, ya begitu fakta yang ada. Sekali lagi, bukan berarti kita ingin melupakan korban dan penelusuran kasusnya. Semua harus tetap berada dalam koridor hukum sepak bola,” ujar Dali.
 
Dali pun tidak lupa mendoakan para korban Tragedi Kanjuruhan yang wafat atau yang saat ini masih terbujur di rumah sakit. Namun menurutnya, kemarahan sebesar apa pun tidak akan mengembalikan mereka yang sudah mengorbankan segalanya dalam insiden berdarah pada 1 Oktober 2022 itu.
 

(KAH)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *