Serikat Buruh Muslimin Indonesia NU Gelar Kongres Akbar ke-6

Serikat Buruh Muslimin Indonesia NU Gelar Kongres Akbar ke-6

Sidoarjo: Konfederasi Serikat Buruh Muslimin Indonesia (K-Sarbumusi) Nahdlatul Ulama (NU) menggelar kongres akbar ke-6 di Aston Hotel, Sidoarjo, Jawa Timur. Presiden Konfederasi Sarbumusi, Syaiful Bahri Anshori, mengatakan kongres kali ini mengusung tema ‘Bergerak Menyambut Dunia Baru Ketenagakerjaan’.
 
“Sarbumusi hingga saat ini berjumlah 400 ribu dengan simpatisan berjumlah 25 juta,” kata Syaiful di Sidoarjo, Selasa, 27 September 2022.
 

Syaiful menyerukan kepada para buruh yang hadir bahwa, jika Sarbumusi Jaya, maka buruh sejahtera. Selain itu dia juga mengingatkan situasi dan tantangan yang dihadapi para pekerja atau buruh, khususnya buruh di Konfederasi Sarbumusi.
 
Tantangan tersebut setidaknya ada tiga hal yang dampaknya sangat terasa dan belum selesai hingga saat ini.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Kita masih kena dampak serius dari tiga C yang sekarang masih belum selesai. Covid-19, Climate Change, dan Conflict. Sebenarnya covid-19 ini bahasa biasa dalam kehidipan kita sehari-hari. Nenek moyang kita menyebutnya pagebluk. Namun dampaknya luar biasa kita rasakan sekarang. Kedua, Climate Change atau perubahan iklim. Conflict. Contohnya konflik Rusia-Ukraina dengan kroninya masing-masing,” jelas Syaiful.
 
Ketiga hal tersebut, lanjut SBA, harus diantisipasi karena dampaknya ke depan. “Pertama, yang sudah kita rasakan dan terjadi sekarang inflasi. Kedua, pertumbuhan ekonomi dunia melambat, bahkan ada negara-negara yang gagal. Ketiga, terjadi sulitnya rantai pasok energi dan pangan yang mengakibatkan melonjaknya harga-harga energi dan pangan serta memicu inflasi,” ungkapnya.
 
Guna menghadapi tantangan yang ada sekarang dan yang akan datang, Sekretaris Jenderal PBNU, Saifullah Yusuf, berpadandangan bahwa yang paling penting dilakukan adalah Sarbumusi konsolidasi ke dalam, perkuat barisan, lakukan komunikasi dan Pendidikan yang baik.
 
“Sehingga teman-teman ini bisa memahami situasi lebih utuh, mendefinisikan keadaan lebih baik, dan juga mengambil Langkah-langkah yang terbaik, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Ada situasi ke depan yang harus kita konsolidasikan untuk menghadapinya, khusus di dunia perburuhan,” kata Gus Ipul dalam sambutannya.
 

(DEN)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *