Seniman buat mural di PIBC bertema gemah ripah loh jinawi

Seniman buat mural di PIBC bertema gemah ripah loh jinawi

Komunitas Kolaborasi dan Jakarta Art Movement bersama berbagai komunitas seni jalanan (street art) dari sejumlah studio seni kembali membuat mural di beberapa tembok di Jakarta. Setelah sebelumnya di Klender, Jakarta Timur, kini mural mereka menghiasi kawasan Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur.

Mural tersebut, yang dibuat pada Kamis (25/8), mengusung tema “Gemah Ripah Loh Jinawi“. Alasannya, memberi makna kondisi kesejahteraan, makmur, dan berkecukupan.

Koordinator pemural sekaligus kurator seni, Bambang Asrini, ide dasar gambar di PIBC merupakan kelanjutan dari “mural provokatif” pidato Bung Karno dan ulama Betawi, Haji Darip, di jalan layang Klender, 10 Agustus lalu. Pembuatan mural ini pun masih dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan ke-77 RI.

“Sebuah utopia perlu dijadikan sandaran, bahwa seni harus membawa pesan tentang usia 77 tahun Indonesia tak hanya jalan ditempat. Masyarakat gemah ripah loh jinawi wajib diwujudkan oleh kita dan negara dengan jalan kolaborasi,” katanya dalam keterangan tertulis.

“Tembok-tembok yang dimural di Pasar Induk Beras Cipinang itu tak hanya metafora, lambang-lambang saja, namun bukti konkret bagaimana masyarakat, seni, dan konteksnya dengan beras berelasi dengan sangat erat,” imbuh dia. Keterkaitan tersebut, terangnya, tecermin dari sikap seniman yang peduli dengan isu ketahanan pangan yang memiliki tiga mazhab utama: ketersediaan, aksesibilitas, dan diversifikasi pola konsumsi.

Sementara itu, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Pamrihadi Wiraryo, menilai, mural-mural tersebut memvisualisasikan kondisi para petani serta keluarga yang mengakses dan mengonsumsi pangan yang layak sesuai visi berbangsa. Food Station, yang merupakan badan usaha milik daerah (BUMD) Jakarta, merupakan pengelola PIBC.

Kepala PIBC, Herry Awal Fajar, menambahkan, keberadaan sebuah pasar untuk membuat tersedianya pangan dan memudahkan akses masyarakat dalam menjangkaunya selain demi kepentingan bisnis. Dirinya berharap, masyarakat menikmati mural tersebut.

“Mural sejatinya tak hanya membawa pesan isu pangan, kompleks Pasar Induk Beras Cipinang bisa menjadi semacam ruang terbuka masyarakat yang ramah, nyaman, dan tempat bercengkerama keluarga. Bisa diakses oleh siapa saja, menghibur, dan menjadi ruang kreatif, terutama milenial yang ingin mengunggahnya di media sosial,” paparnya.


Artikel ini bersumber dari www.alinea.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *