Satgas Mina Simulasi Pergerakan Jemaah saat Puncak Haji

Merdeka.com – Prosesi puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina tinggal hitungan hari. Satuan Tugas Mina yang dikoordinir petugas PPIH dari Daerah Kerja Madinah melakukan pemetaan ke lokasi yang menjadi wilayah tugas.

“Saat ini kita bersama petugas Madinah melakukan kunjungan lapangan dan kita lakukan dengan jalan kaki. Biar kita rasakan betul bagaimana nantinya proses haji itu. Jemaah berjalan dari tenda menuju Jamarat, kemudian dari Jamarat menuju tenda,” kata Kepala Daerah Madinah, Amin Handoyo, kepada tim Media Center Haji (MCH) 2022, di Mina, Makkah.

Amin menjelaskan, rangkaian persiapan dan proses Armuzna akan dipimpin seorang Kasatops atau kepala satuan operasi. Kasatops memiliki bawahan kasatgas yang masing-masing bertanggung jawab pada tiga wilayah yang penting titik pelaksaan puncak haji yakni Arafah, Muzdalifah dan Mina.

Dalam satgas nanti akan ada sektor. Ada lima sektor dan beberapa pos, kemudian ada juga beberapa titik yang disiapkan,” katanya.

Amin berharap survei lokasi yang dilakukan, dapat memberikan gambar pada personel Satgas Mina kondisi di lapangan termasuk memahami titik-titik rawan khususnya di area Jamarat.

“Itu banyak sekali titik rawan, makanya setiap lantai kita siapkan petugas di sana untuk arahkan jemaah agar tidak salah jalan dan pada saat ada jemaah yang mungkin sakit perlu dirawat pertolongan pertama, maka di sana sudah ada tim dari kesehatan dan tim dari kita linjam,” katanya.

Untuk personel yang bertugas, kata Amin, dari Daker Madinah sendiri berjumlah 308 orang diperkuat dengan 113 petugas kesehatan. Satgas Mina juga akan mendapat bantuan dari petugas Daker Makkah.

“Karena Makkah ini kan sudah berkomunikasi dengan maktab yang ada di masyair ini, di Arafah, Muzdalifah dan Mina. jadi selain 308 petugas kita, 113 kesehatan, juga dibantu PPIH yang ada di Makkah,” jelas Amin.

Salah satu concer Amin dalam pelaksanaan Armuzna khususnya di Mina adalah jangan sampai tersasar. Sebab saat di Mina, memang terjadi pergerakan jemaah dari pemondokan ke wilayah Jamarat yang jaraknya cukup jauh.

“Kita amankan jalan, jangan sampai jemaah itu salah jalan, di sana ada beberapa titik pos,” tutup Amin.

Pantauan tim MCH yang ikut dalam survei lapangan, persiapan sarana dan prasarana untuk jemaah selama di maktab Mina terus dilakukan. Pekerja tampak bekerja untuk segera merampungkan tugasnya.

Di lokasi juga terlihat kasur kecil yang akan digunakan jemaah saat beristirahat. Jemaah juga diberikan fasilitas AC yang sejuk dan kamar mandi dalam jumlah banyak dan kondisinya cukup baik.

Sementara jarak dari maktab ke wilayah Jamarat lebih kurang 2 kilometer. Jemaah akan menempuh jarak tersebut dengan berjalan kaki. Jemaah akan lebih dulu masuk ke terowongan lalu menuju jamarat begitu pun sebaliknya tetapi dengan terowongan yang berbeda. Sebab satu terowongan hanya untuk satu arah perjalanan

[ded]


Artikel ini bersumber dari www.merdeka.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *