Rupiah Diprediksi Melemah Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Rupiah Diprediksi Melemah Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

tribunwarta.com – Nilai tukar rupiah dibuka menguat tipis dua poin ke level Rp 15.565 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Namun kurs garuda diperkirakan melemah hari ini seiring rilis data pertumbuhan ekonomi AS yang menguat.

Mengutip Bloomberg, rupiah melanjutkan penguatan ke Rp 15.553 per dolar AS pada 09.20 WIB. Ini semakin jauh dari posisi penutupan kemarin di Rp 15.567 per dolar AS.

Mayoritas mata uang Asia lainnya menguat terhadap dolar AS pagi ini. Dolar Singapura menguat 0,16% bersama dolar Hong Kong 0,03%, won Korea Selatan 0,23%, peso FIlipina 0,10%, rupee India 0,28%, yuan Cina 0,05% dan baht Thailand 0,26%. Sebaliknya, yen Jepang melemah 0,14%, dolar Taiwan 0,33% dan ringgit Malaysia 0,05%.

Analis DCFX, Lukman Leong, memperkirakan rupiah akan melemah hari ini setelah data pertumbuhan ekonomi AS menunjukkan perbaikan. Rupiah diperkirakan bergerak di rentang Rp 15.500-Rp 15.650 per dolar AS.

Pertumbuhan ekonomi AS mencapai 2,6% secara tahunan pada kuartal ketiga tahun ini, di atas ekspektasi 2,4%. Ini mengindikasikan bahwa ekonomi AS berhasil tumbuh kuat setelah kontraksi selama dua kuartal beruntun.

BACA JUGA

AS Lepas dari Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Capai 2,6% pada Kuartal III

Ekonomi AS tetap tumbuh positif sekalipun bank sentralnya sudah mengerek bunga 300 bps sejak Maret. Kinerja positif ini telah membantu dolar AS rebound semalam dan berisiko terus menekan rupiah.

“Bursa secara keseluruhan diperkirakan akan risk off dan ini juga ikut menekan rupiah,” kata Lukman dalam risetnya, Jumat (28/10).

Selain itu, pasar kini juga mengantisipasi rilis data inflasi personal consumption expenditure (PCE) September malam ini yang diperkirakan meningkat. Data inflasi PCE ini merupakan salah satu indikator yang diperhatikan oleh The Fed dalam menentukan arah kebijakan moneternya.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah bisa menguat hari ini berkat spekulasi terhadap kemungkinan The Fed tidak akan lagi agresif mengerek bunga pada pertemuan terakhirnya tahun ini Desember. Rupiah bisa menguat ke arah Rp 15.520, dengan potensi pelemahan ke arah Rp 15.580 per dolar AS.

“Tingkat imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun sudah kembali turun ke bawah 4%. Hal ini menunjukkan sentimen pasar soal spekulasi tersebut,” kata Ariston dalam risetnya.

BACA JUGA

Harga Minyak Kembali Dekati US$100 Pasca Rilis Data PDB AS

Namun data pertumbuhan ekonomi AS bisa menahan penguatan. Perekonomian yang masih tumbuh mengindikasikan bahwa ekonomi AS masih cukup kuat menahan guncangan inflasi dan kenaikan suku bunga.

Hal ini bisa mendukung berlanjutnya kebijakan pengetatan moneter yang agresif oleh The Fed dan mendorong penguatan dolar AS.

Sebelumnya, Bank Indonesia menutup transaksi nilai tukar rupiah berada di posisi Rp 15.573 per dolar Amerika Serikat (AS) saat perdagangan Kamis, (27/10). Nilai tersebut menguat 23 poin atau 0,1% dari perdagangan hari sebelumnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *