Right Issue Diminta Berjalan Optimal Terkait Rencana Privatisasi 5 BUMN

Merdeka.com – Kementerian Keuangan menyampaikan Program Tahunan Privatisasi Tahun 2022 kepada 5 (lima) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI, Senin (29/8).

Adapun BUMN yang dimaksud antara lain PT Waskita Karya Tbk, PT Adhi Karya Tbk, PT Bank Tabungan Negara Tbk, PT Semen Indonesia Tbk, serta PT Semen Kupang. Menanggapi hal ini, Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin mendorong BUMN tersebut untuk siapkan strategi agar right issue berjalan optimal.

“Masing-masing BUMN perlu siapkan strategi agar proses right issue ke publik ini tetap menarik dan laku di pasar. Soal timing-nya juga perlu diatur. Termasuk perlu mempertimbangkan pula kondisi appetite dan interest investor untuk berpartisipasi dalam right issue ini. Jadi, aksi korporasi ini bisa terserap maksimal. Karena tahun lalu misalnya, Waskita Karya juga melakukan Right Issue, tapi hanya terserap 38 persen dari target,” ungkap Puteri.

Sebagai informasi, Pasal 24 ayat 5 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyatakan pemerintah pusat dapat melakukan penjualan dan/atau privatisasi perusahaan negara setelah mendapat persetujuan DPR.

Tahun ini, pemerintah melakukan program privatisasi dengan metode Right Issue melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT Waskita Karya sebesar Rp3 triliun, PT Adhi Karya sebesar Rp1,98 triliun, PT Bank Tabungan Negara sebesar Rp2,48 triliun, dan PT Semen Indonesia dengan skema inbreng saham Negara pada PT Semen Baturaja. Sedangkan pada PT Semen Kupang, pemerintah akan melakukan penjualan saham secara langsung atau divestasi kepada investor.

“Pemerintah perlu memastikan agar target Right Issue tahun ini dipastikan tetap realistis, tidak memberikan beban lebih kepada APBN, dan tidak justru semakin mendilusi kepemilikan saham publik,” ujar Puteri.

Menutup keterangannya, Ketua Bidang Keuangan dan Pasar Modal DPP Partai Golkar ini berkomitmen untuk mendalami secara detail ketika pembahasan dengan masing-masing BUMN.

“Kami akan dalami terkait analisis kelayakan untuk melakukan Right Issue, manfaatnya baik secara ekonomi dan sosial, dampaknya terhadap kinerja operasional dan finansial dari masing-masing BUMN, hingga kepemilikan saham dari investor publik. Begitupun, ketika dilakukan divestasi pada Semen Kupang, seperti apa perbaikan kinerja yang dapat dihasilkan dibandingkan ketika dikelola oleh pemerintah,” tutup Puteri.

[hrs]


Artikel ini bersumber dari www.merdeka.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *