Rencana Kenaikan Cukai Rokok Tahun Depan Bikin Pekerja SKT Was-was

Rencana Kenaikan Cukai Rokok Tahun Depan Bikin Pekerja SKT Was-was

Jakarta: Pemerintah memberikan sinyal bakal menaikkan cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok pada 2023. Kebijakan pemerintah itu membuat pekerja Sigaret Kretek Tangan (SKT) khawatir berdampak pada pengurangan produksi ataupun pemberhentian kerja.
 
Pelinting di pabrik SKT di Salatiga, Jawa Tengah Siti Sunarti mengaku was-was dengan rencana pemerintah menaikkan cukai rokok. Untuk itu, Siti berharap pemerintah bisa melindungi para pekerja SKT yang menjadi tulang punggung keluarga seperti dirinya.
 
“Kami berharap pabrik ini terus berjalan tidak ditutup. Kami memohon kepada pemerintah agar melindungi kami sebagai buruh linting di pabrik SKT. Karena di sini kami sebagai tulang punggung keluarga,” kata Siti kepada wartawan, Selasa, 11 Oktober 2022.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Siti yang telah bekerja lebih dari 22 tahun ini telah membuahkan hasil dari kegigihannya. Dari kerja kerasnya, Siti berhasil menyekolahkan dua anaknya sampai selesai. Bahkan salah satu anaknya meraih cumlaude dari salah satu perguruan tinggi di Salatiga.
 
Awalnya Siti yang hanya lulusan SMA merasa pesimis bisa mendapatkan pekerjaan sesuai. Namun, berkat usaha dan kerja kerasnya, Siti memberanikan melamar pekerjaan di pabrik SKT Salatiga untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan menyekolahkan anaknya.
 
“Saya melihat anak saya (yang diwisuda) pakai seragam toga itu saya sempat gemetar, saya sempat nangis, yah ternyata saya kok bisa menyekolahkan anak sampai ke jenjang S1 cumlaude. IPK-nya itu 3.89. Saya tidak terbayangkan rasanya seperti itu,” ucap Siti.
 

 
Di satu sisi, Siti masih memiliki banyak harapan dari pabrik SKT tempatnya bekerja. Meski sudah berhasil menyekolahkan anak-anaknya sampai selesai, Siti mempunyai keinginan yang belum terwujud, yakni melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci.
 
Siti menyampaikan alasan yang membuat dirinya betah bekerja di pabrik SKT Salatiga sampai sekarang. Ia juga bersyukur ketika masa pandemi melanda pada 2020, pabrik SKT Salatiga tempatnya bekerja tetap berusaha bertahan dan tidak melakukan pengurangan karyawan. 
 
“Selain lingkungan pekerjaan yang nyaman dan bersih, juga berkat dukungan dari keluarga terutama anak-anaknya. Alhamdulillah, anak-anak terus mendukung saya. Tapi kalau ibunya agak capek anak-anak langsung menyuruh saya istirahat,” ungkapnya.

 

(END)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *