Rebound, Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok Tembus 3,9% di Kuartal III

Rebound, Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok Tembus 3,9% di Kuartal III

Beijing: Ekonomi Tiongkok mengalami rebound pada kecepatan yang lebih cepat dari perkiraan pada kuartal ketiga tahun ini. Akan tetapi, pembatasan covid-19 yang ketat, krisis properti yang semakin dalam, dan risiko resesi global membayangi upaya Beijing untuk mendorong kebangkitan yang kuat selama tahun depan.
 
Mengutip Channel News Asia, Minggu, 30 Oktober 2022, data resmi menunjukkan Produk Domestik Bruto (PDB) di ekonomi terbesar kedua di dunia itu naik 3,9 persen pada kuartal Juli-September tahun-ke-tahun. Angka itu di atas perkiraan laju 3,4 persen dalam jajak pendapat Reuters dari para analis, dan meningkat dari kecepatan 0,4 persen di kuartal kedua.
 
Data tersebut awalnya dijadwalkan untuk dirilis pada 18 Oktober tetapi ditunda sampai setelah Kongres Partai Komunis yang berlangsung minggu lalu dan melihat Xi Jinping mengamankan masa kepemimpinan ketiga yang melanggar preseden dan memperkenalkan badan pemerintahan yang dipenuhi dengan loyalis.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Meskipun rebound, ekonomi Tiongkok menghadapi tantangan di berbagai bidang di dalam dan luar negeri. Strategi nol covid Tiongkok dan perselisihan di sektor properti utamanya telah memperburuk tekanan eksternal termasuk dari krisis Ukraina dan perlambatan global karena kenaikan suku bunga untuk mengekang inflasi yang panas.

Sebuah jajak pendapat Reuters memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok melambat menjadi 3,2 persen pada 2022, jauh di bawah target resmi sekitar 5,5 persen, menandai salah satu kinerja terburuk dalam hampir setengah abad.
 
Pada basis triwulanan, PDB naik 3,9 persen pada kuartal ketiga, dibandingkan dengan perkiraan kenaikan 3,5 persen dan penurunan 2,6 persen pada kuartal sebelumnya. Adapun pembuat kebijakan telah meluncurkan lebih dari 50 langkah-langkah dukungan ekonomi sejak akhir Mei, berusaha untuk meningkatkan ekonomi untuk mengurangi tekanan pekerjaan.
 
Data terpisah menunjukkan output industri pada September naik 6,3 persen dari tahun sebelumnya, mengalahkan ekspektasi untuk kenaikan 4,5 persen dan 4,2 persen pada Agustus. Tetapi penjualan ritel tetap lemah, naik 2,5 persen, lebih buruk dari ekspektasi untuk kenaikan 3,3 persen dan pertumbuhan 5,4 persen pada Agustus.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.i
 

(ABD)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *