Presidensi G20, Indonesia Jaga Konektivitas Global dengan Negara Maju-Bekermbang

Presidensi G20, Indonesia Jaga Konektivitas Global dengan Negara Maju-Bekermbang

Jakarta: Presidensi G20 Indonesia akan digelar di Bali pada 15-16 November 2022. Ajang internasional ini dibentuk pada 1999 dengan tujuan untuk mendiskusikan kebijakan-kebijakan dalam rangka mewujudkan stabilitas keuangan global.
 
Forum ini sebagai salah satu upaya menemukan solusi atas kondisi ekonomi global yang dilanda krisis keuangan pada 1997-1999 dengan melibatkan negara-negara berpendapatan menengah dan memiliki pengaruh ekonomi secara sistemik, termasuk Indonesia.
 
“Sebagai forum ekonomi global utama, G20 di bawah Presidensi Indonesia juga terus berupaya mendorong semua pihak untuk berkolaborasi dalam mengatasi berbagai masalah ekonomi dan keuangan saat ini, serta memastikan capaian global SDGs 2030 tetap on track dan no one left behind,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Jakarta, Kamis, 20 Oktober 2022.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Selain berperan dalam menjamin rantai pasok global melalui Presidensi G20 Indonesia, Menko Airlangga mengatakan pemerintah juga telah berupaya menjaga konektivitas logistik dan rantai pasok nasional. Caranya, dengan memprioritaskan pembangunan infrastruktur proyek strategis nasional yang menjamin ketahanan rantai pasok.
 
Lalu, mengembangkan kawasan ekonomi khusus (KEK) untuk meningkatkan konektivitas antarpemangku kepentingan logistik, mengembangkan sistem terintegrasi melalui National Logistics Ecosystem (NLE), hingga mendorong peningkatan logistik e-commerce dan inisiatif startup untuk berkolaborasi dalam logistik marketplace.
 

Melalui implementasi berbagai kebijakan itu, Airlangga menuturkan kinerja perekonomian nasional saat ini kian menunjukkan penguatan yang terlihat dari tumbuhnya ekonomi pada Q2 2022 sebesar 5,44 persen dibarengi dengan tingkat inflasi yang relatif moderat. Kemudian, neraca perdagangan terus menunjukkan kondisi surplus selama 28 bulan berturut-turut.

Komunikasi Publik G20

Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan media internasional dan konsultan internasional mengoptimalikan pelaksanaan strategi komunikasi publik mengenai Presidensi G20 Indonesia. Menkominfo Johnny G Plate menyatakan hal itu ditargetkan untuk menyebarluaskan informasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di level global.
 
“Kominfo bekerja sama dengan media asing untuk penayangan ILM TV dengan Al Jazeera, South China Morning Post, Times Magazine, Bloomberg, dan The Economist untuk distribusi rilis via Newswire,” ungkap dia.
 
Johnny menjelaskan dalam pelaksanaan KTT G20 sebagai puncak rangkaian Presidensi G20 Indonesia, Kominfo membagi peliputan oleh media partner dalam dua kegiatan.
 
Pertama, peliputan kegiatan leaders meeting di Candi Ballroom dan social lunch di Apurva oleh Sekretariat Negara. Kedua, peliputan pada saat kedatangan leaders menjadi tugasnya TVRI, yang kegiatannya terpusat di Lobby Apurva dan kegiatan di Taman Hutan Rakyat Ngurah Rai. 
 
“Sedangkan, untuk peliputan dinner bersama para delegasi di Garuda Wisnu Kencana (GWK) tidak dilakukan peliputan,” jelas dia.
 
Dalam rapat yang dipimpin Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menkominfo juga menyampaikan kinerja juru bicara G20 Maudy Ayunda. Menurut Menkominfo, jubir G20 telah melaksanakan konferensi pers di Istana Negara, Jakarta Pusat, sebanyak 13 kali, dan melakukan dialog di Media Center Kominfo sebanyak empat kali.
 
“Terkait pengenalan dan diskusi dengan tim jubir Presidensi G20 telah dilaksanakan berbagai kegiatan dengan topik pembahasan mengenai kebudayaan untuk bumi lestari, perempuan berdaya untuk pemulihan bersama, pendidikan berkualitas hadapi dunia kerja pascapandemi. Lalu, ada pula sebaran konten di YouTube sebanyak dua kali mengenai krisis iklim, dan tantangan perempuan di dunia kerja,” papar dia.

G20pedia

Kominfo melalui Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Ditjen IKP) kembali melakukan terobosan menyiarkan informasi ihwal G20 kepada publik. Ditjen IKP Kominfo resmi meluncurkan G20pedia.
 
Peluncuran buku elektronik (e-book) berisi informasi dan tanya-jawab seputar G20 ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang Group of Twenty atau G20, khususnya Presidensi G20 Indonesia pada 2022.
 
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Usman Kansong mengatakan keberadaan G20pedia diperlukan untuk memberikan informasi yang lebih luas kepada masyarakat tentang sejarah terbentuknya G20, termasuk mengapa forum tersebut dinamakan G20, serta kontribusi dan peran aktif Indonesia di dalamnya.
 
“Ini penting, karena Indonesia satu-satunya negara berkembang di Asia Tenggara yang masuk dalam G20. Dengan demikian, negara kita memiliki kesempatan strategis untuk ikut menentukan arah desain kebijakan pemulihan ekonomi global, terutama pascapandemi covid-19,” jelas Usman.
 

Tak kalah pentingnya, publik bisa mengetahui manfaat Presidensi G20 bagi Indonesia dan dunia lewat G20pedia.
 
“Sebagaimana telah disampaikan Presiden Jokowi, G20 diharapkan bukan sekadar event, namun harus berdampak positif terhadap pemulihan sosial-ekonomi nasional dan bahkan global,” ujar Usman.
 
Dengan demikian, G20pedia juga lebih membumikan istilah-istilah teknis dan teknokratis yang banyak dipergunakan dalam G20 agar lebih dipahami masyarakat. Melalui G20pedia, masyarakat dapat mencari tahu apa yang dimaksud dengan finance track, sherpa track, working groups, dan istilah-istilah lainnya.
 
“Ada pendapat umum bahwa G20 itu adalah isu elitis, isu yang tidak terjangkau oleh masyarakat. Oleh karena itu kita menerbitkan G20pedia dalam bentuk e-book tujuannya adalah untuk membumikan G20. Agar G20 gampang dimengerti dan dipahami oleh masyarakat. Menjadi isu milik kita semua, milik akar rumput, milik masyarakat. Itu tujuan diterbitkannya G20pedia,” jelas Dirjen IKP.
 
Informasi yang disajikan dalam G20pedia terbagi dalam dua tema besar, yakni Sekilas G20 dan Presidensi G20 Indonesia. Tema Sekilas G20 membahas informasi seputar anggota, peran, agenda, hingga pentingnya keberadaan G20. 
 
Sementara itu, pada tema Presidensi G20 Indonesia menekankan pada informasi seputar kiprah Indonesia di G20, isu prioritas yang diusung, hingga manfaat yang didapatkan Indonesia selama menjabat sebagai Presidensi G20.
 
Usman berharap buku elektronik G20pedia yang juga tersedia dalam edisi bahasa Inggris ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi media massa dan masyarakat dalam mencari informasi tentang seluruh rangkaian kegiatan G20 di bawah Presidensi Indonesia. Sifatnya yang merupakan living document atau dokumen hidup, memungkinkan perubahan isi buku secara terus-menerus sesuai dinamika pelaksanaan agenda Presidensi G20.
 
“Informasi di dalam G20pedia ini akan terus di-update sesuai kebutuhan dan perkembangan informasi terkini terkait G20,” harap Usman.
 
Media massa dan masyarakat dapat mengakses G20pedia setiap saat melalui tautan https://linktr.ee/g20pedia. Pada tautan tersebut, media massa dan masyarakat dapat membaca G20pedia secara online maupun mengunduhnya.
 
Selain G20pedia, pada tautan itu juga dapat diakses berbagai informasi seputar G20 pada laman resmi G20 www.g20.org. Dengan begitu, informasi dari G20pedia bisa menjadi semacam buku saku Presidensi G20 Indonesia 2022 bagi media maupun masyarakat.
 

(AZF)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *