Polisi Tidak Temukan Tanda-tanda Kekerasan di Jenazah Mahasiswi UMI

Polisi Tidak Temukan Tanda-tanda Kekerasan di Jenazah Mahasiswi UMI

Makassar: Jajaran kepolisian masih melakukan penyelidikan terhadap tewasnya mahasiswi Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar. Dari hasil visum luar, kepolisian tidak ada tanda-tanda kekerasan.
 
“Dari hasil visum luar saya liat tanda kekerasan sepertinya tidak melihat tanda-tanda kekerasan. Tidak ditemukan saat dilakukan visum luar,” kata Kabiddokkes Polda Sulawesi Selatan, Kombes Pol Yusuf Mawadi, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu, 30 Juli 2022.
 
Ia mengatakan pihaknya hanya melakukan visum luar sesuai dengan permintaan dari penyidik. Karena untuk melakukan autopsi terhadap jenazah korban tergantung penyidik. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Nanti peyidiknya menilai disitu wajar atau tidak wajar dengan dasar hasil visum luar dari kita,” jelasnya. 
 
Ia juga mengungkapkan hasil visum luar yang mereka lakukan tidak bisa menentukan penyebab kematian dari mahasiswi semester lima Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UMI Makassar tersebut. 
 
Baca: Tak Ada Autopsi, Polisi Kesulitan Cari Penyebab Mahasiswa UMI Makassar Tewas
 
Kasi Humas Polres Gowa, AKP Hasan Fadhlyh, mengatakan pihaknya sampai saat ini belum bisa menetapkan penyebab kematian lantaran tidak adanya hasil autopsi. Padahal, autopsi menjadi hal yang penting dalam mengungkap penyebab kematian seseorang. 
 
“Untuk mengetahui matinya seseorang tidak wajar itu protapnya harus diautopsi. Orang tua korban tidak menghendaki adanya proses hukum itu,” ungkapnya. 
 
Ia mengatakan autopsi sangat penting dalam pengungkapan kasus kematian seseorang. Karena yang bisa menentukan wajar tidaknya kematian seseorang adalah ahli, dan itu harus melalui autopsi. 
 
“Secara logika kita tidak bisa memetakan sesuatu kalau tidak ada keterangan ahli. Dalam hal ini keterangan medis,” jelasnya. 
 
Sementara hasil visum hanya memberikan informasi terkait kondisi luar dari korban, seperti saat meninggal ada pasir atau lumpur yang melekat serta dalam kondisi tubuh basah ataupun lembab. 
 
“Untuk fakta itu harus ahli yang menjelaskan. Tidak bisa kita meraba-raba,” ujarnya. 
 
Sebelumnya, seorang mahasiswi UMI Makassar meninggal dunia saat tengah mengikuti pengkaderan di Kelurahan Buluttana, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 04.00 Wita.
 
Saat kejadian korban sempat dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan medis. Hanya saja nyawanya tidak tertolong. 
 

(NUR)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *