Polemik Tak Perlu Pemilu, NasDem Ingatkan Jangan Putus Teks dan Konteks

Polemik Tak Perlu Pemilu, NasDem Ingatkan Jangan Putus Teks dan Konteks

Jakarta: Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengatakan orasi ilmiah Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh terkait tidak perlu diadakannya pemilu apabila berujung pada perpecahan bangsa bukan merupakan tawaran politik. Pernyataan tersebut dianggap sebagai refleksi dan otokritik terhadap proses berdemokrasi. 
 
“Apa yang disampaikan Pak Surya itu bukan sebuah tawaran politik. Bukan ya. Tapi, itu pandangan yang sifatnya akademis,” kata Willy Aditya melalui keterangan tertulis, Rabu, 27 Juli 2022.
 
Wakil Ketua Fraksi NasDem itu meminta semua pihak melihat secara utuh pidato Surya Paloh. Dia sangat menyayangkan jika ada pihak yang merespons secara sepihak tanpa mengerti konteksnya.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Itu namanya Jaka Sembung bawa golok. Maka, jangan lepas konteks di mana Pak Surya bicara dan dalam forum apa serta dalam situasi yang bagaimana,” ungkap dia.
 
Dia menyampaikan tema tersebut diambil Surya Paloh karena melihat demokrasi di Indonesia memiliki sejumlah kekurangan. Pesta demokrasi yang dianggap sesuatu hal yang terlihat serius dan mewah tapi justru berpotensi melahirkan dampak pembelahan yang sangat serius. 
 
Willy menegaskan dampak pemilu yang buruk sangat terlihat pada 2014 dan 2019. Sebuah keluarga bisa ribut karena perbedaan pilihan.
 
“Nah, Pak Surya Paloh melihat ada yang salah. Itu yang kemudian menjadi refleksi dan otokritik Pak Surya terhadap proses berdemokrasi sejauh ini,” sebut dia.
 

Dia menyampaikan pemilu menjadi persoalan tersendiri saat ini. Padahal, pemilu seharusnya menjadi pemecah masalah dengan baik.
 
“Pak Surya Paloh ingin pemilu menjadi mekanisme yang memecahkan persoalan kebangsaan dan masalah kemasyarakatan yang terjadi di tengah-tengah kita,” ucap Willy.
 
Anggota Komisi XI DPR ini siap berdialog dengan berbagai pihak yang tak terima dengan pandangan akademik yang disampaikan Surya Paloh. Pidato ilmiah Surya Paloh tak perlu direspons secara nyinyir.
 
“Intinya, pandangan ini perlu diuji bukan direspons secara nyinyir,” ujar dia. 
 
Surya Paloh menyampaikan pidatonya saat menerima gelar kehormatan Doktor Honoris Causa (HC) bidang Sosiologi Politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB). Surya Paloh menyampaikan orasi ilmiah dengan tajuk ‘Meneguhkan Kembali Politik Kebangsaan’. Tema itu relevan dengan situasi politik saat ini yang kian dinamis menuju pesta demokrasi 2024.

 

(AZF)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *