Penjajakan Makin Intensif, KIB Masih Terbuka hingga Agustus 2023

Penjajakan Makin Intensif, KIB Masih Terbuka hingga Agustus 2023

Jakarta: Partai Golkar yang masih membuka peluang untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dinilai hal lumrah. Apalagi, koalisi yang terbentuk sejauh ini dinilai dinamis dan masih tahap penjajakan.
 
“Sekarang kan semua pintu masih terbuka. Masih penjajakan. Yang terlihat kan PDIP bisa sendiri, KIB, Gerindra-PKB, lalu PKS-Nasdem-Demokrat. Dari sana terbuka pintu yang lain,” kata pengamat politik dari Universitas Indonesia, Cecep Hidayat, kepada wartawan, Jakarta, Jumat, 23 September 2022.
 
Apalagi, kata Cecep, akhir tahun ini sejumlah partai politik (parpol) bakal melangsungkan rakernas. Kemungkinan besar, ada nama-nama capres cawapres yang terungkap dari situ.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Perkiraan saya, sampai Juli hingga akhir Agustus 2023, siapa yang akan declare pertama, lalu yang lain untuk mengajukan siapa lawannya. Jadi sekarang wait and see,” kata Cecep.

Gabung KIB

Sementara itu, Direktur Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai peluang bergabungnya Gerindra dalam KIB cukup besar. Menurut dia, poros koalisi di Pilpres 2024 bakal semakin benderang jika Gerindra akhirnya memutuskan bergabung KIB. Dedi memperkirakan ada 3 pasangan calon (paslon) yang bakal berlaga.
 
“Gabungan koalisi Gerindra-KIB akan memperjelas jumlah koalisi yang terbentuk, akan muncul maksimal 3 koalisi jika itu terjadi. Karena PDIP masih tetap dapat mengajukan Puan-Ganjar misalnya. Dan Nasdem, Demokrat, PKS tetap bisa maju dengan Anies-AHY,” ujar dia.

Menurut dia, Gerindra akan mempertahankan nilai tawar Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) saat memutuskan bergabung dengan KIB. “Gerindra berpeluang cukup besar bersama KIB sepanjang Prabowo yang menjadi presidennya,” kata Dedi.
 
Menurut Dedi, berdasarkan analisisnya pada prasyarat penetapan capres-cawapres di KIB, Airlangga masih belum cukup kuat dalam soal elektabilitas meski menjabat sebagai ketum partai terbesar dibanding partai lain di KIB. Menempatkan Airlangga sebagai cawapres dari KIB masih berpeluang memenangkan pertarungan 2024.
 
“Dan ini rasional jika melihat Airlangga sebagai ketua umum paling besar di KIB tetapi masih berelektabilitas rendah. Kans menjadi cawapres masih mungkin,” kata dia.

Dedi menekankan ketika kesepakatan Prabowo Subianto sebagai capres dan Airlangga Hartarto sebagai cawapres tidak tercapai maka semakin kecil kemungkinan bergabungnya Gerindra dalam KIB. “Tetapi selama kondisi itu tidak tercapai maka Gerindra tidak akan bergeser,” tegas dia.
 
Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebelumnya mengatakan KIB masih membuka pintu ke partai lain yang ingin bergabung. Ini menyusul pertemuan dia dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
 
“Iya masih, masih terbuka (peluang). Masih berbicara dengan partai-partai,” kata Airlangga.
 

(LDS)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *