Pemerintah Diminta Evaluasi Tingkat Keamanan Papua

Pemerintah Diminta Evaluasi Tingkat Keamanan Papua

Jakarta: Pemerintah dinilai perlu melakukan evaluasi terkait tingkat keamanan di Papua. Hal tersebut menyikapi terus berulangnya aksi kekerasan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua yang di Kabupaten Nudga yang mengakibatkan tewasnya 10 warga Papua.
 
Analis Politik Internasional dan Resolusi Konflik Adriana Elisabeth menyebut pendekatan peningkatan kesejahteraan Papua yang dilakukan oleh pemerintah hingga saat ini belum efektif meredam aksi KKB.
 
“Perlu lakukan evaluasi pengamanan di Papua. Pendekatan kesejahteraan yang dilakukan pemerintah kurang tepat. Permasalahan KKB di Papua terkait dengan isu politik dan ideologi,” ungkap Adriana saat dihubungi, Sabtu, 16 Juli 2022.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Berdasarkan analisanya, Adriana menilai konflik antara pemerintah Indonesia dan KKB disebabkan karena adanya perbedaan pandangan ideologi tentang kedaulatan negara. KKB Papua dinilai akan terus bergerak dengan kekuatan persenjataan mereka untuk memerdakan diri dari NKRI.
 
“Kelompok ini kan kelompok ideologis yang bergerak kekuatan bersenjatanya,” ujarnya.
 
Karena adanya perbedaan ideologis yang kuat tersebut, Adirana menilai pendekatan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat Papua tidak membawa pengaruh bagi pergerakan KKB. Upaya-upaya pemerintah untuk memajukan Papua selalu mendapatkan resistensi dari pihak KKB mulai dari revisi Undang-Undang (UU) Otonomi Khusus (Otsus) hingga RUU pemekaran tiga wilayah baru di Papua.
 
“Kelompok ini ingin memisahkan diri dari indonesia. Segala isu terkait perbaikan papua yang dilakukan oleh pemerintah selalu di tolak baik Otsus dan pemekaran,” ungkapnya.
 
Adriana mengungkapkan KKB memiliki pandangan bahwa rencana pemekaran tiga  DOB dianggap sebagai upaya pemerintah mendatangkan warga migra ke tanah Papua. KKB menilai hal tersebut dapat mengancam identitas asli warga Papua. KKB secara terbuka juga menegaskan bahwa kehadiran TNI / Polri di Papua merupakan pemicu bagi mereka untuk bergerak lebih masif.
 
“Sejak awal mereka ingin berdiri sendiri selama itu memang terus ada di dalam pergerakan mereka mau dihadapi cara bersenjata apapun tidak selesai,” ungkapnya.
 
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya KKB melakukan penembakan di permukiman warga di Nduga, Papua. Korban tewas kini bertambah menjadi 10 orang.
 

(DEV)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *