Pembersihan Material Banjir Bandang Trenggalek 90 Persen, Perhutani Bantu Normalisasi Hulu Sungai

Pembersihan Material Banjir Bandang Trenggalek 90 Persen, Perhutani Bantu Normalisasi Hulu Sungai

SURYA.CO.ID, TRENGGALEK – Banjir bandang yang menerjang Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek pekan lalu memang sudah lewat dan surut. Tetapi masih menyisakan dampak panjang karena setelah sepekan berlalu, proses pembersihan material masih berlangsung.

Ratusan warga bersama relawan dan petugas masih berjibaku untuk memulihkan kembali wilayah tersebut.
Camat Watulimo, Jati Mustika Dani menjelaskan, progress penanganan dampak banjir bandang sudah mencapai sekitar 90 persen.

Progress itu meliputi pembersihan di jalan nasional, daerah sekitar pasar, dan jalan desa. “Untuk pembersihan dan pembenahan di SDN 2 Tasikmadu masih 80 persen,” kata Jati, Minggu (16/10/2022).

Jati berharap, proses pembersihan dan pemulihan lingkungan setelah banjir bandang bisa rampung dalam beberapa hari ke depan. Sehingga aktivitas masyarakat bisa kembali normal seperti sebelum diterjang banjir bandang.

Untuk mengantisipasi banjir bandang kembali menerjang, pihak kecamatan juga berkoordinasi dengan Perum Perhutani untuk membersihkan material di daerah hulu Sungai Wancir yang berada di kawasan hutan.

Hasil pemetaan penyebab banjir menunjukkan, material pohon, kayu, dan benda-benda lain yang menyebabkan banjir bandang di Tasikmadu berasal dari sampah hutan.

Selain itu, proses pembersihan dan pengerukan dasar sungai yang berada di titik banjir dan sekitarnya juga masih berjalan. “Proses normalisasi ringan masih berjalan. Semoga prosesnya bisa lancar,” tuturnya.

Sekadar informasi, banjir bandang yang terjadi pada 10 Oktober 2022 dini hari menyebabkan kerusakan parah pada 5 rumah. Selain itu, sekitar 50 rumah warga juga rusak sedang dan ringan. Diperkirakan, sebanyak 400 kepala keluarga terdampak banjir bandang itu.

Sebelumnya Kepala Desa Tasikmadu, Wignyo Handoyo menjelaskan, desanya diterpa banjir tiga kali dalam sepekan terakhir. Banjir bandang yang terjadi, Senin (10/10/2022) dini hari, merupakan yang terparah. “Sepertinya begitu (warga sudah waspada) karena dalam seminggu ini, sudah tiga kali,” kata Wignyo saat itu.

Warga Tasikmadu mengatakan, darurat banjir bandang terjadi pada pukul 01.00 WIB. “Sudah darurat. Air sungai sudah meluap. Daerah sekitar sungai sudah jadi sungai,” kata seorang warga.

Ia menjelaskan, banjir bandang disebabkan oleh sungai yang mampet oleh material banjir. Material seperti dahan, batang pohon, dan sampah terbawa arus sungai. Material itu kemudian tersangkut di jembatan dekat balai desa. Mampetnya sungai menyebabkan air meluap dan masuk ke rumah-rumah.

Banjir bandang di Tasikmadu menyebabkan setidaknya tiga rumah rusak berat. Sementara ratusan lainnya rumah lainnya sempat terendam. Dua sekolah dasar negeri juga turut terendam. Akibatnya, aktivitas belajar mengajar ditiadakan.

Banjir juga menyebabkan lumpur dan material longsor menutup jalan nasional dan jalan desa. Akses menuju tempat wisata di Teluk Prigi juga terganggu akibat material dan lumpur tersebut. ****


Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *