Pedagang Pasar Cipinang Sebut Stok Beras Makin Tipis, Desak Pemerintah Lakukan Impor

Pedagang Pasar Cipinang Sebut Stok Beras Makin Tipis, Desak Pemerintah Lakukan Impor

tribunwarta.com – JAKARTA, Pedagang di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, menyebut stok beras makin menipis hingga hampir tak cukup untuk memenuhi permintaan warga DKI Jakarta.

Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang (KPIBC), Zulkifli Rasyid, mengatakan menipisnya stok beras di pasar tersebut disebabkan berkurangnya distribusi dari sejumlah daerah penghasil beras. Sementara stok dari Bulog juga tak ditambah.

Terkait dengan itu, KPIBC mendesak pemerintah segera melakukan impor beras untuk mengantisipasi kelangkaan beras, khususnya di penghujung tahun 2022.

“Menurut kami (KPIBC), pemerintah harus segera mengimpor beras. Nanti sama sama kita buktikan bulan Desember sampai Februari yang akan datang apakah stok (beras) cukup atau enggak,” ujar Zulkifli, dalam dialog Polemik Menimbang Impor Beras di Tengah Klaim Surplus yang diselenggarakan oleh PATAKA, Selasa (29/11/2022).

Menurut dia, langkah impor beras tidak ada salahnya dilakukan apabila stok di dalam negeri tidak mampu mencukupi permintaan. Sebab, jika tidak demikian, bisa-bisa pedagang bisa gulung tikar karena tidak ada barang yang dijual.

“Kita boleh-boleh saja impor di saat kita perlu, tapi kita tidak boleh impor di saat panen dan beras berlebih. Jadi kami mohon dengan kerendahan hati kepada pemerintah. Bagi kami yang penting ada barangnya yang kami jual. Mahal pun kami jual. Kalau kami pelaku pasar tidak ada (barang) ya bagaimana mau jualan?” kata Zulkifli.

Dia memaparkan, kebutuhan beras di Pasar Induk Cipinang rata rata sebanyak 2.500 sampai 3.000 ton perhari. Sebab, kebutuhan DKI Jakarta sendiri pun demikian. Sehingga jika Pasar Cipinang tidak memiliki stok sebanyak itu, maka dapat dikatakan pedagang kekurangan barang.

“Kebutuhan beras induk di Cipinang itu rata rata 2.500 sampai 3.000 ton per hari. Itu harus ada keluar masuk segitu,” ungkap Zulkifli.

Dia mengungkapkan, 10 hari yang lalu pernah mengajukan permintaan beras sebanyak 500 ton kepada Bulog. Namun realitanya, yang diterima Zul baru 150 ton.

“Berarti permintaan kami itu nggak bisa dicukupi oleh Bulog. Bagaimana kita nanti menghadapi bulan Desember sampai Februari akan datang?” tutur Zulkifli.

Editor : Jeanny Aipassa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *