Nasib Gudang Garam Tercekik Pajak Selangit, Harta Kekayaan Susilo Wonowidjojo Anjlok Dalam-Dalam!

Nasib Gudang Garam Tercekik Pajak Selangit, Harta Kekayaan Susilo Wonowidjojo Anjlok Dalam-Dalam!

tribunwarta.com – Kekayaan Susilo Wonowidjojo semakin terpuruk tahun ini karena saham pembuat rokok keluarganya Gudang Garam memperpanjang penurunan tiga tahun berturut-turut di tengah kampanye pemerintah untuk mengurangi perokok di Indonesia. Kekayaan bersih Susilo turun 27% menjadi USD3,5 miliar (Rp54,5 triliun).

Dalam daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia versi Forbes tahun ini, ia berada di posisi No. 14, turun tujuh tingkat dari tahun lalu.

Melansir Forbes di Jakarta, Jumat (9/12/22) laba bersih anjlok 64% menjadi Rp1,5 triliun dari periode tahun sebelumnya karena kenaikan cukai tembakau yang diberlakukan oleh pemerintah pada bulan Januari.

Anjloknya laba mengikuti penurunan pendapatan sebesar 27% pada tahun 2021. Pajak menyumbang lebih dari 85% dari total biaya penjualan perusahaan, menyisakan margin laba setipis kertas sebesar 1,6%, dibandingkan dengan 4,4% tahun lalu. Terlebih pada November, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan kenaikan pajak tambahan pada 2023 dan 2024. Perusahaan mengatakan berencana menaikkan harganya.

Selama beberapa tahun terakhir Indonesia telah meningkatkan langkah-langkah untuk mengekang perokok, terutama di kalangan anak muda.

Kira-kira seperempat dari 276 juta penduduk Indonesia itu merokok. Penjualan luar negeri Gudang Garam juga turun hampir 15% menjadi 1,8 miliar batang pada 2021 year-on-year. Perusahaan melakukan diversifikasi ke konstruksi dan pengembangan jalan tol pada tahun 2019, dan saat ini sedang membangun Bandara Dhoho senilai USD600 juta (Rp9,3 triliun) di Kediri, Jawa Timur, yang dijadwalkan akan dibuka Oktober mendatang.

Gudang Garam didirikan oleh ayah Susilo, Surya Wonowidjojo pada tahun 1958. Susilo telah menjadi presiden direktur perusahaan yang berbasis di Kediri ini, dan saudara perempuannya Juni Setiawati menjabat sebagai presiden komisaris sejak tahun 2009. Pada bulan Juni, putra Susilo Indra diangkat sebagai wakil presiden direktur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *