Musim Batuk-Pilek Pada Anak dan Cara Mengobatinya

Musim Batuk-Pilek Pada Anak dan Cara Mengobatinya

Jakarta: Indonesia belakangan ini sedang dilanda hujan. Akibatnya tidak jarang anak-anak menderita batuk dan pilek secara bersamaan.

Musim batuk-pilek memang tidak asing saat musim penghujan. Tetapi, tahukah kamu jika influenza dan pilek adalah hal berbeda?

Batuk-pilek atau biasa ibu-ibu bilang sebagai ‘Batpil’ ternyata punya nama, lho. Common cold atau selesma merupakan nama dari batpil tersebut. Seringkali kita sebut dengan flu atau influenza. Namun, perlu diketahui bahwa selesma dan influenza ternyata memang berbeda.

Dr. Arifianto, Sp. A(K), seorang dokter spesialis anak dan konsultan saraf anak menjelaskan perbedaan influenza dan selesma yang disebarkan melalui gambar di Instagram pribadinya.

Flu merupakan singkatan dari virus influenza. Sedangkan batpil atau selesma hanya gejala dari flu.

Perbedaannya terletak pada virus. Untuk selesma, berasal dari banyak virus, seperti rinovirus, adenovirus, dan coronavirus (bukan COVID-19). Sedangkan influenza disebabkan virus influenza tipe A dan B.

“Nah, sekarang kan masih pandemi Covid-19. Bagaimana membedakan batuk-pileknya karena Covid atau bukan? Coronavirus tipe non SARS-CoV2 sudah dikenal sejak dulu sebagai penyebab selesma. Maka sebagian gejalanya nggak beda dengan Covid. Ya batuk-pilek-demam juga,” tulis dr. Arifianto, Sp. A(K).

Gejala yang dirasakan pun juga berbeda. Influenza lebih tinggi merasakan demam dan batuk yang tidak nyaman dibandingkan selesma. Meskipun keduanya berasal dari infeksi virus yang dapat musnah dengan sendirinya oleh tubuh, namun selesma tidak memerlukan obat pereda batuk-pilek.

Dr. Arifianto, Sp.A(K) menulis di media sosialnya mengenai pengobatan dari selesma atau batuk-pilek pada anak. Beliau menjelaskan melalui gambar yang disebarkan di Instagram bahwa tidak diperlukan obat untuk meredakan batuk-pilek.

Untuk meringankan selesma ini, orang tua hanya dibutuhkan bersabar dan menggendong anak mereka jika rewel karena sakit, seperti batuk, hidung mampet, demam, hingga mual.

“Tidak ada terapi terbaik selain #SabarDanGendong. Resep yang saya buat beberapa tahun silam. Hehe,” lanjutnya.

Namun, beliau juga menjelaskan jika anak mengalami kegawatan seperti sesak napas, dehidrasi, kejang demam lebih dari 5 menit, demam 3 hari tanpa gejala, segera larikan ke rumah sakit. Karena khawatir dengan penyakit lain seperti demam berdarah.

Aulia Putriningtias
(FIR)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *