Menjamurnya Sosial Media Influencer di Tengah Masyarakat, Bertahan Sampai Kapan?

Menjamurnya Sosial Media Influencer di Tengah Masyarakat, Bertahan Sampai Kapan?

tribunwarta.com – Perkembangan zaman yang diikuti oleh globalisasi serta modernisasi telah membawa masyarakat pada pola kehidupan baru yang lebih maju. Munculnya teknologi dinilai sebagai salah satu penyebab terjadinya fenomena tersebut. Segala alat penyokong kehidupan manusia membawa dampak yang masif juga menyeluruh bagi masyarakat terutama sikap cenderung individualis dan perilakunya dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Berkat teknologi, masyarakat menemukan berbagai hal baru mengenai tata cara berkomunikasi,menggali informasi baik untuk kepentingan pengetahuan atau bukan, hingga menjalani kegiatan ekonomi.

Bicara soal ekonomi, di era sekarang kita banyak melihat ragam profesi baru bermunculan, profesi yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya yakni profesi yang mengandalkan gadget sebagai modal utama dalam pekerjaannya. Satu diantaranya adalah influencer, sebuah istilah yang kini kita lihat dan dengar dimana-mana. Mempekerjakan seorang influencer untuk mengiklankan produknya merupakan salah satu strategi marketing yang digunakan perusahaan. Seorang influencer memiliki banyak followers atau pengikut pada berbagai platform social media, dan para influencer memberikan pengaruh baik itu hal positif atau negatif terhadap audience nya.

Jika ditarik 20 tahun kebelakang, siapa sangka jika pekerjaan seperti ini bisa menjadi sumber penghasilan utama orang banyak, kasarnya siapa orang yang rela mengeluarkan uang puluhan hingga ratusan juta untuk membayar seseorang mengunggah dan mengiklankan foto atau video di dunia maya. Namun realitanya kini hal tersebut dicap sangat wajar dan masuk akal. Tak dapat dipungkiri juga jika sekarang kesadaran masyarakat akan keseriusan profesi social media influencer sangat tinggi bahkan sebagian masyarakat mendamba-dambakan profesi tersebut dikarenakan pekerjaannya yang terlihat mudah dan menyenangkan karena sesuai passion dibarengi dengan penghasilan yang fantastis.

Social Media Influencer yang sedang populer di masyarakat. Foto : Pexels

Awal mula gelombang social media influencer di Indonesia dimulai dengan anak muda yang membuat konten di platform YouTube. Youtube pada awalnya merupakan wadah untuk mengunggah video-video dan disebarkan ke khalayak banyak, dan disebut dengan istilah “YouTuber”. YouTube mengalami tahap awal perkembangan dimana orang-orang menemukan hal istimewa pada YouTube dan dijadikan media untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah. Setelah kepopuleran YouTube, muncul istilah baru selebgram dan selebtweet, Fenomena para selebgram mengunggah aktivitas kesehariannya, mengunggah video berdurasi beberapa detik sedangkan selebtweet adalah seseorang yang menuangkan ide pikirannya ke dalam sebuah tulisan motivasi, informasi ataupun hanya sekedar hiburan. Baru-baru ini muncul tren terbaru para anak muda, yaitu TikTokers. Tidak jauh berbeda dengan selebgram, mereka mengunggah video kreatif di platform TikTok dan mendapatkan penghasilan sehingga dijadikan sebagai profesi utama.

Faktanya beberapa influencer ternama Indonesia menjadi bukti dari begitu menjanjikannya profesi influencer ini. Nama-nama ini rasanya sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Dilansir dari www.idx.co.id berikut adalah beberapa nama influencer dengan berpenghasilan tertinggi di Indonesia :

1. Ria Ricis. Ketenaran Ricis sebagai selebgram sekaligus YouTuber dengan followers dan susbcribers mencapai milyaran, tentu menghasilkan pendapatan yang sangat besar. Dalam satu bulan Ricis bisa mendapatkan penghasilan lebih dari 200 Juta, nilai yang fantastis bukan?

2. Awkarin. Pendapatan selebgram yang bernama asli Karin Novilda ini berkisar antara Rp. 97 – 100 juta per bulannya.

3. Rachel Vennya. Kepopuleran Rachel Vennya, seorang selebgram sekaligus pengusaha di social media Instagram sudah tidak perlu dipertanyakan lagi, pendapatan ibu dua anak ini per-bulannya mencapai 100 juta hanya dari endorsement saja.

4. Anya Geraldine. Ia meraup penghasilan sebagai influencer dalam social media Instagram sebanyak Rp. 5-10 juta untuk satu kali post saja dalam feedsnya.

5. Clairine Christabel. Influencer yang menggeluti bidang make-up ini sukses ia menjadi influencer dengan penghasilan dari jasa endorsement Instagram mencapai Rp 80 juta perbulannya.

Mengapa orang-orang tersebut berani mematok harga yang sangat tinggi? Hal ini karena tingkat kemampuan mereka memberikan pengaruh terhadap masyarakat sangat tinggi. Terlebih lagi saat pandemi, intensitas masyarakat menggunakan media sosial meningkat tajam, akibatnya sebagian masyarakat yang kerap kali melihat fenomena tersebut pada ponsel pintarnya mulai mencoba mengikuti jejak seorang social media influencer dalam mencari pundi-pundi uang. Maka banyak sekali influencer muda bermunculan dengan segala ciri khas yang melekat dan keunikannya tersendiri.

Beberapa orang berhasil sesuai dengan rencana, beberapa lainnya berhasil tanpa disengaja. Ada yang menyusun segala sesuatunya dengan runtut dan sistematis, mengamati bagaimana sang ahli bekerja lalu meniru dengan cara mereka sendiri namun ada pula yang berhasil di bidang ini tanpa rencana apa-apa. Mereka yang tak pernah berencana sama sekali masuk ke dunia digital, memulainya hanya dengan modal “iseng” tetapi malah mendapatkan respon yang tidak biasa dari warganet sehingga memilih untuk serius menjalaninya.

Para social media influencer tentu tidak mampu menghandle semua pekerjaannya seorang diri, mereka membutuhkan tim mulai dari editor, desainer, asisten pribadi, manager, fotografer, dan masih banyak lagi. Ini artinya seorang influencer secara tidak langsung turut berkontribusi dalam memberikan lapangan pekerjaan terutama generasi muda.

Tidak hanya itu, semenjak pandemi, influencer juga memberikan dampak kepada peningkatan pendapatan para pelaku usaha di Indonesia. Banyak juga UMKM yang dijadikan konten sehingga usaha tersebut dapat dikenal masyarakat luas terutama dalam usaha kuliner Indonesia. Influencer secara tidak langsung membantu mendorong UMKM baik usaha online atau offline. Keuntungan yang didapat pengusaha yaitu karena promosi yang dilakukan para influencer berhasil, konsumen tertarik dengan apa yang ia promosikan, dan transaksi online antara konsumen dengan pelaku usaha terus berjalan bahkan semakin meningkat. Maka perekonomian Indonesia pun tidak lesu karena laju transaksi yang seakan tidak pernah berhenti dan transaksi online terus berjalan..

Dapat kita lihat bahwa kini banyak pihak yang menggantungkan hidupnya pada apa yang dilakukan social media influencer, dapat dibilang bahwa mereka sangat percaya terhadap sebuah ide dan konsep mengenai aktivitas ekonomi di dunia digital ini. Akan tetapi pertanyaannya, akankah kepopuleritasan influencer ini bersifat permanen? Apakah akan terus mengalami perkembangan atau hanya sebagai kepopuleritasan sementara?

Mengikuti pola-pola yang sudah terjadi sebelumnya, diawali dengan transisi dari satu media ke media lain, kemunculan banyaknya fitur-fitur baru pada setiap platform digital yang dapat menghasilkan kreativitas baru juga, hingga dampak yang dihasilkan secara besar dan global memberikan suatu keyakinan bahwa profesi seperti ini akan terjaga eksistensi nya.

Begitu juga dengan beberapa pihak terkait,bahkan diprediksi kedepannya profesi yang hanya mengandalkan gadget akan terus bermunculan dan semakin beragam. Hal ini menunjukkan akan selalu ada inovasi baru dalam dunia digital, seperti kemunculan platform-platform baru yang dapat mewadahi para influencer dalam membagikan konten-kontennya dan akan semakin banyak pilihan bagi masyarakat. Dengan mengamati beberapa faktor yang diatas, industri ini memiliki dampak positif dan progresif bagi sektor ekonomi Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *