Menelusuri Korelasi Harga Sektor Energi: Gas Alam vs Minyak Mentah

tribunwarta.com – Seringkali hubungan atau keterkaitan pergerakan harga minyak bumi dan gas alam diperdebatkan, apakah keduanya benar-benar terkait? Ataukah pergerakan harganya bergerak masing-masing secara independen?

Mari simak artikel berikut selengkapnya.

Korelasi Harga Sektor Energi: Gas Alam vs Minyak Mentah

Komoditas energi bisa dibilang merupakan komoditas yang paling banyak disorot pergerakan harganya. Terlebih lagi bagi para trader yang menyukai volatilitas harga minyak bumi.

Tidak mengherankan jika banyak orang menyimak perkembangan harga minyak bumi terkini dan informasi terkait lainnya.

Peran Sumber Energi

Minyak bumi dan gas alam merupakan komoditas unggulan di sektor energi. Keduanya banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik dari industri hingga kebutuhan rumah tangga sebagai penghangat atau pendingin ruangan.

Sedangkan pada bidang industri keduanya digunakan sebagai bahan bakar mesin. Antara minyak bumi dan gas alam seringkali dianggap saling terkait sebagai substitute atau produk yang saling menggantikan.

Sering ditemui ketika salah satu komoditas mengalami kenaikan harga signifikan, industri berupaya menjaga biaya produksi dengan menggunakan komoditas pengganti.

[Baca Juga: Ketahui Strategi-strategi Dasar Trading Komoditas]

Misalnya ketika harga minyak bumi naik maka konsumen pindah ke gas alam.

Dalam proses pertambangannya pun, minyak bumi dan gas alam saling berhubungan. Ketika sedang dilakukan eksplorasi minyak bumi, biasanya gas alam juga ikut diperoleh sebagai bentuk produk sampingan.

Minyak bumi, petroleum, dan hidrokarbon dapat ditemui pada lapisan dalam perut bumi. Pengeboran minyak bumi dapat diperoleh juga sekaligus gas alam. Sehingga perusahaan penghasil minyak bumi juga turut memproduksi gas alam.

Jika melihat sejarah pergerakan harga kedua komoditas ini dapat terlihat hubungan diantara kedua harga misalnya pada November 2014 – Maret 2015 keduanya sama-sama turun secara signifikan.

Meskipun hubungan harga seperti ini tidak selalu terjadi.

Korelasi Harga

Bagi seorang trader tentunya tidak asing lagi dengan yang namanya “prediksi” harga. Apa yang sebenarnya dilakukan dalam memprediksi harga suatu instrumen?

Prediksi harga merupakan upaya memahami arah harga dengan memanfaatkan berbagai informasi terkait dengan instrumen sasaran.

[Baca Juga: Investor WAJIB Menelusuri 3 Prospek Komoditas di 2019]

Dalam hal komoditas energi, trader yang melakukan transaksi terhadap minyak bumi biasanya berusaha memahami hubungan harga minyak bumi dengan komoditas lain yang berhubungan seperti gas alam.

Dengan mengikuti pergerakan harga gas alam tentunya semakin menambah informasi trader mengenai arah harga minyak mentah.

Minyak mentah ditransaksikan dalam satuan barrel sedangkan gas alam dengan satuan juta Btu (British thermal units) atau disingkat mmbtu. Harga keduanya dirata-ratakan untuk dilihat perbandingan harganya.

Misalnya 20:1 yang berarti US$40 harga minyak bumi per barel sama dengan US$2 per mmbtu harga gas alam. Rasio perbandingan harga ini berubah-ubah seiring perubahan harga.

Rasio ini ada kalanya semakin kecil dan membesar dengan signifikan seperti pada Maret 2012 rasio menjadi 48:1 saat harga minyak mencapai $110 per barel sedangkan harga gas alam US$2,3 per mbtu.

Pada bursa berjangka NYMEX (New York Merchantile Exchange), 1 kontrak minyak merujuk pada 1000 barel sedangkan 1 kontrak gas alam setara dengan 10.000 mbtu.

Daftar harga yang tertera menunjukkan harga masing-masing 1 barel minyak mentah dan 1 mmbtu gas alam.

Dengan memahami rasio harga diantara minyak bumi dan gas alam dapat membantu investor serta trader untuk memahami dinamika harga. sehingga perhitungan rasio ini bisa menjadi alat bantu tambahan dalam bertransaksi.

Hubungan Supply Demand

Dari sudut pandang supply, minyak mentah dan gas alam terkait karena persaingan langsung terhadap sumber pengeboran. Gas alam bisa diproduksi dari 2 jenis sumur yaitu, terasosiasi, non asosiasi dan terkondensasi.

Sumur terasosiasi cenderung lebih banyak menghasilkan minyak mentah dan gas alam diperoleh sebagai produk sampingan.

Sumur non asosiasi fokus menghasilkan gas alam saja meski terkadang memproduksi minyak dalam jumlah kecil. Sedangkan sumur terkondensasi menghasilkan gas alam bersamaan dengan gas alam cair.

Sasaran konsumen sumur terasosiasi dan non asosiasi berbeda, hal inilah juga yang selanjutnya mempengaruhi pasar minyak.

Karena minyak mentah dan gas alam dihasilkan oleh produsen yang sama, sehingga perlu alokasi modal dan tenaga kerja untuk memilih eksplorasi mana yang hendak dilakukan.

Produsen perlu mempertimbangkan imbal hasil mana yang lebih besar antara memproduksi gas alam atau minyak bumi.

Ketika harga minyak mentah naik, produsen fokus melakukan eksplorasi sumur asosiasi supaya memperoleh minyak mentah lebih banyak dan otomatis keuntungan bertambah.

Di sisi lain, dengan naiknya harga minyak mentah maka terjadi kenaikan produksi minyak sehingga produksi gas alam berkurang.

Hal ini berpotensi mendorong kenaikan harga gas alam. Karena produksi berkurang sedangkan permintaan tetap ada.

Bagaimana dengan kondisi sebaliknya? Harga minyak mentah cenderung berefek pada gas alam karena volume transaksinya jauh lebih besar dan skala transaksi global di seluruh dunia.

Gas alam digunakan di sebagian negara saja. Meskipun adakalanya ketersediaan gas alam turut mempengaruhi harga minyak mentah, namun jarang terjadi.

Dalam beberapa puluh tahun terakhir, seiring perkembangan teknologi berpengaruh pada penurunan penggunaan minyak mentah dalam industri kelistrikan.

Hal ini terjadi karena beberapa sebab, regenerasi peralatan permesinan, efisiensi yang lebih baik dengan gas alam, efisiensi biaya industri karena harga gas yang jauh lebih murah, dan kepedulian lingkungan terhadap limbah sulfur yang dihasilkan dari penggunaan minyak mentah.

Kesimpulan

Dalam banyak kondisi, gas alam dan minyak mentah dapat menggantikan satu sama lain pada penggunaannya.

Teknologi terbaru bahkan memungkinkan konsumen untuk mengganti bahan bakar antara gas atau minyak. Sehingga konsumen dapat menyesuaikan penggunaan kedua komoditas ini sesuai kondisi harga dan supply.

Dengan kondisi tersebut membuka peluang bahan bakar alternatif seperti gas alam untuk mengalami kenaikan harga di masa depan.

Dalam melakukan trading tentunya Anda harus memiliki rencana yang matang agar terhindar dari kerugian. Selain itu, tentunya Anda perlu merencanakan keuangan Anda dengan baik.

Anda dapat membaca ebook Perencanaan Keuangan untuk usia 30 an di bawah ini agar Anda tujuan keuangan Anda dapat tepat sasaran.

Free Download Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 30 an

Anda juga dapat menggunakan bantuan Aplikasi Finansialku untuk merencanakan dan mengelola keuangan Anda. Aplikasi Finansialku dapat dengan mudah Anda download melalui link di bawah ini atau melalui Google Play Store.

Akankah Anda menggunakan gas alam sebagai energi masa depan? Bagikan pendapat Anda pada kolom komentar.

Bagikan artikel ini kepada teman dan kerabat Anda. Semoga bermanfaat, terima kasih.

Sumber Referensi:

    Jose A. Villar. 2006. The Relationship between Crude Oil and Natural Gas Price. Washington: Department of Economics The George Washington University.

    Andrew Hecht. 12 Januari 2019. Crude Oil vs Natural Gas. Thebalance.com – https://goo.gl/PYUgmo

Sumber Gambar:

    Gas Alam vs Minyak Mentah 1 – https://goo.gl/H99HC9

    Gas Alam vs Minyak Mentah 2 – https://goo.gl/Jpizj8

    Gas Alam vs Minyak Mentah 3 – https://goo.gl/wSBq4g

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *