“Kami meminta agar Duta Besar Tai dapat mendorong proses otorisasi pemberlakuan GSP oleh Kongres AS, mengingat prosesnya yang sampai saat ini telah memakan waktu hampir dua tahun semenjak keputusan perpanjangan GSP untuk Indonesia diumumkan,” kata Mendag, di Nusa Dua, Bali, dilansir dari Antara, Jumat, 23 September 2022.
Pertemuan tersebut juga membahas rencana pelaksanaan Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) tingkat menteri. Mendag berharap agar pembahasan berfokus pada kebijakan yang strategis dan konstruktif untuk mendorong peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pertemuan dilaksanakan di sela-sela gelaran G20 Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting (TIIMM) di Nusa Dua, Badung, Bali pada 21-23 September 2022. “Indonesia menyambut baik setiap kesempatan dan forum kedua negara untuk membahas isu-isu yang penting dalam hubungan Indonesia dan AS,” ungkap Mendag.
Dalam kesempatan itu, Mendag menyampaikan terima kasih atas dukungan AS kepada Indonesia sebagai Presidensi G20 di 2022 ini dan mengucapkan selamat kepada Dubes Tai atas suksesnya pertemuan tingkat Menteri Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) pada awal September lalu.
“Indonesia telah memutuskan untuk bergabung dengan semua pilar IPEF. Kami mendukung agar IPEF memiliki capaian konkret dan mudah dilakukan, serta memberikan manfaat nyata. Saya harap negosiasi IPEF akan selesai tepat waktu dengan semangat kolaborasi dan menjunjung fleksibilitas,” kata Mendag.
Pada 2021, total perdagangan Indonesia dan AS mencapai USD37 miliar atau meningkat 36,17 persen dari 2020. Ekspor Indonesia ke AS tercatat sebesar USD25,8 miliar atau naik 38,71 persen. Impor Indonesia dari AS sebesar USD11,2 miliar atau naik 30,23 persen. Indonesia mencatatkan surplus USD14,6 miliar.
Pada 2021, AS menjadi negara dengan peringkat ke-2 sebagai tujuan ekspor dan peringkat ke-4 sebagai tujuan impor. Produk ekspor utama Indonesia ke AS adalah minyak sawit, krustasea hidup, alas kaki kulit, krustasea dan moluska, dan furnitur. Produk impor utama Indonesia adalah minyak bumi, kedelai, vaksin, residu pati, dan tepung.
(ABD)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.