Membuahkan Hasil, Harga Tiket Pesawat Mulai Diturunkan Secara Bertahap

Membuahkan Hasil, Harga Tiket Pesawat Mulai Diturunkan Secara Bertahap

tribunwarta.com – Belum lama ini, masyarakat Indonesia diresahkan dengan melonjaknya harga tiket pesawat sejak menjelang Natal dan tahun baru. Namun kabarnya, kini harga tiket pesawat mulai diturunkan atas berbagai pertimbangan.

Penasaran dengan berita selengkapnya? Mari simak ulasannya melalui artikel Finansialku berikut ini. Selamat membaca!

Rubrik Finansialku

Kaget, Masyarakat pun Protes

Belum lama ini, banyak masyarakat yang merasa resah dengan harga tiket pesawat yang masih “naik” setelah libur Natal dan tahun baru usai.

Sebelumnya, masyarakat masih menerima lonjakkan harga yang terjadi mengingat hal tersebut bertepatan dengan hari libur nasional. Namun nyatanya hingga beberapa saat lalu, lonjakkan harga belum juga mengalami penurunan.

Hal ini pun menimbulkan rasa kaget dan membuat masyarakat mengadakan protes yang ditunjukkan kepada seluruh maskapai di Indonesia.

Protes ini pun kemudian ditanggapi oleh beberapa pihak dari berbagai maskapai Indonesia. Bahkan baru-baru ini tersirat kabar bahwa beberapa maskapai sudah mulai menurunkan harga tiket pesawat secara bertahap.

Dilansir dari Koran Bisnis Indonesia, Ketua Umum Indonesia National Air Carrier Association (INACA), I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau yang biasa dikenal sebagai Ari Askhara, mengungkapkan bahwa penurunan harga tiket pesawat pada sejumlah rute sudah dilakukan sejak 10 Januari 2019 yang lalu.

Sejumlah rute yang mengalami penurunan harga tiket pesawat di antaranya: Jakarta-Denpasar, Jakarta-Jogja, Jakarta-Surabaya, serta Bandung-Denpasar.

Meskipun begitu, hingga saat ini masih terdapat beberapa rute yang belum mengalami penurunan harga yang signifikan.

Hal ini disebabkan oleh tingginya permintaan dari masyarakat, sehingga pihak maskapai masih belum bisa menurunkan harga tiketnya, Selasa (15/1).

“Maskapai memiliki kemampuan slot yang dijual lebih rendah berdasarkan sub-class hingga 30% dari kapasitas. Mereka sudah menghitung, ini adalah batas kemampuan mereka agar tidak rugi.”

[Baca Juga: 10 Nasihat Jadi Orang Kaya dari Para Miliarder Dunia]

Ia juga menambahkan bahwa sejumlah maskapai secara variatif sudah membuka kembali kuota tarif murah sekitar 10% hingga 30% dari total kapasitas kursi agar harga tiket pesawat kembali terjangkau bagi masyarakat.

Bila kuota tersebut sudah habis terjual, maka harga tiket sisanya akan kembali meningkat sesuai dengan hukum permintaan yang berlaku.

Bisa Rugi Kalau Terus Begini

Sebenarnya, terdapat beberapa penyebab yang membuat naiknya harga tiket pesawat saat ini. salah satunya ialah harga bahan bakar avtur yang tidak mengalami penurunan.

Saat ini, komponen avtur memiliki porsi antara 30% hingga 40% dari struktur biaya operasional maskapai.

Sisanya, terdapat biaya sewa pesawat dengan porsi 20%, tarif kebandarudaraan 10%, dan perawatan pesawat.

Masih dilansir dari Koran Bisnis Indonesia, Ari Askhara mengungkapkan,

“Kalau Pertamina (harga avtur) turun, kami bisa review (harga tiket) untuk turun. Namun, kami mengerti tidak bisa memaksa mereka untuk menurunkan harga.”

Di sisi lain, terdapat fakta bahwa maskapai yang memberikan layanan penuh (full service) dengan harga jual tiket yang mendekati Tarif Batas Atas (TBA) saja masih bisa mengalami kerugian.

Seperti yang kita ketahui bahwa sejak 2016, pemerintah sudah memutuskan untuk tidak menaikkan tarif batas atas tiket pesawat dengan alasan menjaga daya beli masyarakat. Hal ini menyebabkan arus keuangan dari maskapai semakin terhimpit.

Mengenai tarif batas atas dan batas bahwa, berikut ini sejumlah standardisasi yang berlaku sejak 2016, yaitu:

Pada saat masa angkutan hari libur Natal dan tahun baru, pihak maskapai hanya menaikkan harga mendekati tarif batas atas. Maskapai layanan penuh sampai 90% dari TBA, sedangkan maskapai layanan minimum (no frills) maksimal 60% dari TBA.

Saat maskapai sudah mulai menurunkan harga tiket pesawat atau transisi dari musim puncak (peak season) menuju musim rendah (low season), justru malah muncul banyak protes dan keluhan masyarakat. Hal ini lah yang membingungkan pihak maskapai.

Gratis Download Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 30 an

Sudah Berbicara dengan Pertamina

Ari Askhara yang kini menjabat sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk. mengungkapkan bahwa dirinya sudah beberapa kali melakukan pembicaraan dengan salah satu pemasok bahan bakar pesawat, PT Pertamina (Persero).

Namun, pihak BUMN tersebut selalu mengklaim bahwa harga yang diberikan masih kompetitif dibandingkan dengan pemasok lain seperti Shell atau Air BP dengan selisih mencapai 2%.

Adapun dari harga tersebut, ternyata terdapat beberapa perbedaan antara yang dijual di internasional dengan domestik. Fakta tersebut terbukti dari tagihan Pertamina yang dikumpulkan oleh INACA.

[Baca Juga: Belajar 7 Hal Dari Kepemimpinan Wanita Tri Rismaharini]

Harga avtur yang diterapkan kepada maskapai nasional memiliki selisih bervariasi antara 10% hingga 16% jika dibandingkan dengan yang terdapat di bandara internasional negara lain.

“Kami meminta Pertamina bisa menurunkan harga hingga 10%. Kalau masyarakat minta maskapai menurunkan harga, tetapi harga komponen biayanya tidak turun, maka maskapainya yang rontok.”

Penyusutan Struktur Biaya

Dilansir dari Gosulsel.com, selain dari sisi bahan bakar yang sampai saat ini belum mendapatkan kejelasan, penurunan harga tiket pesawat disesuaikan dengan penurunan struktur biaya pendukung.

Ari Askhara mengungkapkan bahwa seluruh anggota INACA beserta seluruh jajaran terkait pemangku kepentingan layanan penerbangan nasional (pengelola bandara, badan navigasi, dan lainnya), telah melaksanakan pembahasan intensif terkait penurunan struktur biaya pendukung layanan kebandarudaraan dan navigasi agar dapat selaras dengan mekanisme pasar industri penerbangan dan daya beli masyarakat.

Hasilnya, maskapai dapat melakukan penyesuaian cost structure operasional layanan penerbangan sehingga dapat menurunkan tarif tiket penerbangan.

Di sisi lain, INACA berharap akses masyarakat terhadap layanan transportasi udara dapat semakin terbuka luas.

“INACA memastikan penurunan tarif tiket penerbangan tersebut sesuai dengan koridor regulasi dan aturan tata kelola industri penerbangan nasional dan tetap mengutamakan keselamatan penerbangan dengan tetap meningkatkan pengawasan atas safety dan maintenance seluruh pesawat. Intinya penurunan tarif ini seluruh maskapai akan tetap dan terus meningkatkan safety penumpang.”

Menanggapi hal tersebut, dilansir dari Republika.co.id, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memiliki sejumlah rekomendasi mengenai kenaikan tarif pesawat sebagai jalan tengah bagi konsumen dan maskapai.

Ketua Harian YLKI, Tulus Abadi, menganjurkan kenaikan tarif dilakukan secara bertahap.

Menurutnya, selama ini kenaikan harga sejumlah fasilitas sering kali tidak diiringi kenaikan tarif secara bertahap dan membuat masyarakat sulit menyesuaikan daya belinya. Tulus Abadi mengatakan kepada wartawan dalam diskusi, Selasa (15/1):

“Harapannya kalau naik ya bertahap, kita tak bisa hindari nggak ada kenaikan tapi dengan psikologi konsumen ya bertahap jadi nggak ganggu daya beli.”

[Baca Juga: Alasan Utama Kamu Harus Punya Asuransi Kesehatan Sedini Mungkin]

Selain itu, kepada sejumlah maskapai, Tulus meminta agar meningkatkan ketepatan waktu atau On Time Performance (OTP) mengingat ketepatan waktu selalu menjadi tuntutan pokok masyarakat.

“Masyarakat nuntut performa pelayanan. Yang paling sensitif itu OTP. Belum semua gitu. Ini pekerjaan rumah.”

Ia juga menyoroti banyaknya kasus kehilangan bagasi di pesawat, sehingga diharapkan adanya pembenahan bila maskapai ingin memberlakukan tarif pada bagasi.

“Bagasi yang sekali-kali hilang harus diurus.”

Kepada pemerintah, Tulus mengharapkan bahwa pihak pemerintah senantiasa memberi insentif bagi maskapai Indonesia guna membuat tarif lebih murah. Pemerintah Singapura sudah menggunakan skema insentif demi mendatangkan penerbangan ke sana.

“Pemerintah beri insentif kayak di Singapura. Kalau ditimpakan semua ke konsumen ya berat. Kalau tingkat penumpang pesawat turun, tapi pemerintah ingin wisata naik ya nggak bisa.”

Bagaimana pendapat Anda mengenai penurunan harga tiket pesawat secara bertahap yang telah dilakukan maskapai Indonesia? Berikan pendapat dan komentar Anda melalui kolom di bawah ini.

Bagikan pula artikel ini kepada teman atau saudara yang masih mencari info terkait harga tiket pesawat. Terima kasih.

Sumber Referensi:

    Rio Sandy Pradana. 16 Januari 2019. Maskapai Turunkan Tarif Secara Bertahap. Koran Bisnis Indonesia.

    Admin. 14 Januari 2019. Asosiasi Maskapai Turunkan Tarif Tiket Penerbangan Domestik Secara Bertahap. Gosulsel.com – https://goo.gl/mmCVKe

    Nur Aivanni. 13 Januari 2019. YLKI : Kenaikan Tarif Pesawat Bisa Dilakukan Secara Bertahap. Mediaindonesia.com – https://goo.gl/XjsVBi

    Rizky Suryarandika. 15 Januari 2019. YLKI Sarankan Kenaikan Tarif Pesawat Bertahap. Republika.co.id – https://goo.gl/UU6Vry

Sumber Gambar:

    Harga Tiket Pesawat Mulai Diturunkan 1 – https://goo.gl/kMWvBj

    Harga Tiket Pesawat Mulai Diturunkan 2 – https://goo.gl/5aYUB2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *