Mayoritas Utang RI dari Bank Dunia dan IMF, Capai Rp 411 T per Agustus

Mayoritas Utang RI dari Bank Dunia dan IMF, Capai Rp 411 T per Agustus

tribunwarta.com – Posisi utang Indonesia kepada dua lembaga keuangan internasional Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) secara total mencapai US$ 27,7 miliar setara Rp 411,6 triliun (kurs Rp 14.853/US$) pada Agustus tahun ini. Pinjaman dari dua lembaga tersebut mendominasi utang Indonesia yang bersumber dari organisasi internasional.

Pinjaman dari grup Bank Dunia melalui institusi Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (IBRD) dan Asosiasi Pembangunan Internasional (IDA). Mengutip laporan Statistik Utang Luar Negeri (SULNI) edisi Oktober, nilai utang Indonesia melalui IBRD sebesar US$ 18,8 miliar atau Rp 279,4 triliun sampai Agustus 2022.

Secara nominal, utang Indonesia dari lembaga internasional ini menyusut US$ 211 juta atau Rp 3,2 triliun dalam sebulan. Pinjaman melalui IBRD ini menyusut US$ 107 juta dalam sebulan. Pinjaman melalui IDA tercatat sebesar US$ 506 juta, atau Rp 7,5 triliun, menurun US$ 23 juta.

Adapun utang kepada IMF pada akhir Agustus tercatat sebesar US$ 8,39 miliar atau Rp 124,6 triliun. Nilai pinjaman tersebut menyusut US$ 81 juta dibandingkan posisi akhir Juli.

BACA JUGA

Utang LN Menyusut Rp 41 T, RI Bayar Pinjaman Hong Kong dan Jepang

Pinjaman dari Bank Dunia, baik melalui IBRD maupun IDA tercatat sebagai utang dalam neraca pemerintah. Mayoritas pinjaman melalui IBRD tersebut merupakan pinjaman program dan proyek, dan pinjaman kepada IDA termasuk jenis pinjaman untuk penggunaan lainnya. Utang kepada IMF tercatat di dalam pinjaman yang dipegang oleh Bank Indonesia.

Tren secara tahunan, nilai utang kepada IDA dan IBRD meningkat dibandingkan Agustus tahun lalu. Namun pinjaman kepada IMF menurun. Adapun pinjaman dari IMF sebetulnya beberapa tahun sebelumnya tidak setinggi sekarang, tetapi melonjak lebih dari tiga kali lipat pada Agustus tahun lalu seiring adanya alokasi special drawing right (SDR). SDR tersebut didistribusikan kepada negara anggota untuk memperkuat posisi cadangan devisa masing-masing negara.

Adapun total nilai utang luar negeri Indonesia sampai dengan Agustus sebesar US$ 397,4 miliar pada akhir Agustus, menurun dari bulan sebelumnya US$ 400,2 miliar. Penurunan pinjaman tersebut berkat pembayaran utang yang dilakukan pemerintah maupun oleh swasta.

“Secara tahunan, posisi utang luar negeri Agustus 2022 mengalami kontraksi sebesar 6,5%, lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 4,1%,” kata Direktur Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/10).

BACA JUGA

IMF: Utang Korporasi Indonesia Berisiko Tinggi

Adapun laporan tersebut mengkategorisasikan utang luar negeri berdasarkan tiga jenis kreditur, yakni negara, organisasi internasional serta kreditur lainnya. Mayoritas dari utang Indonesia berasal dari kreditur negara seperti Amerika Serikat, Singapura, Jepang dan Hong Kong. Total utang yang berasal dari kreditur negara sebesar US$ 206,6 miliar.

Indonesia juga memiliki utang luar negeri melalui organisasi internasional yang mencapai US$ 41,2 miliar. Sebagian besar dari utang tersebut berasal dari Bank Dunia dan IMF, serta Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Bank Pembangunan Islam (IDB). Sisanya, utang Indonesia yang berasal dari jenis kreditur lainnya sebesar US$ 149,5 miliar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *