Mahsa Amini tewas dalam penahanan polisi moral Iran beberapa hari lalu. Perempuan berusia 22 tahun itu ditangkap polisi Iran di ruas jalan Teheran karena dianggap tidak memakai hijab dengan benar.
Kematian Mahsa Amini memicu unjuk rasa berskala masif di Iran, dengan aksi solidaritas berlangsung di beberapa negara lain. Di Iran, sekelompok perempuan sempat melakukan aksi melepas dan membakar hijab mereka sebagai bentuk solidaritas terhadap Mahsa Amini.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Iran harus bersiap tegas terhadap mereka yang menentang kondisi keamanan dan ketenangan negara,” ujar Raisi, dikutip dari laman Middle East Eye pada Sabtu, 24 September 2022.
Pernyataan disampaikan Raisi dalam sebuah panggilan telepon dengan keluarga dari seorang petugas keamanan yang tewas ditikam. Penikaman diduga dilakukan para pengunjuk rasa yang kesal atas kematian Mahsa Amini.
“Jumlah orang yang meninggal dalam kerusuhan belakangan ini telah bertambah menjadi 35,” ungkap laporan kantor berita Born. Angka kematian resmi sebelumnya 17, termasuk lima petugas keamanan.
Pemerintah Iran sempat memadamkan jaringan internet di Teheran selama satu hari pada Rabu kemarin dalam upaya membendung aksi protes. Namun sejumlah foto yang memperlihatkan demonstran perempuan Iran beraksi mengecam kematian Mahsa Amini terus bermunculan.
Sementara itu pada Jumat kemarin, ribuan warga Iran berjalan di berbagai ruas jalan Teheran usai Salat Jumat sebagai bagian dari aksi mendukung “pro-hijab.” Aksi serupa yang dilakukan untuk mendukung pemerintah juga berlangsung di Ahvaz, Isfahan, Qom dan Tabriz.
Dalam tayangan langsung di televisi nasional Iran, sebagian orang dalam massa pendukung pemerintah mengecam demonstran pengecam kematian Mahsa Amini sebagai “prajurit Israel.” Terdengar juga teriakan, “pelanggar Al-Qur’an harus dieksekusi,” di tengah kerumunan massa.
Baca: Waduh, Seorang Polisi Iran Terbakar dalam Aksi Protes Kasus Mahsa Amini
(WIL)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.