Lamongan Belum Menang Lawan PMK, Penularan pada Sapi Malah Meluas ke 26 Kecamatan

Lamongan Belum Menang Lawan PMK, Penularan pada Sapi Malah Meluas ke 26 Kecamatan

SURYA.CO.ID LAMONGAN – Beberapa daerah sudah menunjukkan perkembangan positif beberapa bulan sejak tejadinya penularan penyakit mulut dan kuku (PMK), tetapi tidak di Lamongan. Bahkan Lamongan belum dikatakan sukses menghentikan penyakit pada sapi dan kambing ini, karena penyebarannya malah sudah terjadi di 26 kecamatan di Kota Soto itu.

Dari keseluruhan 27 kecamatan, kini hanya satu kecamatan yang tercatat masih nol kasus PMK yaitu Kecamatan Karangbinangun. Padahal sekitar sebulan lalu, PMK sudah terjadi pada ternak sapi di 25 kecamatan.

” PMK sudah meluas di 26 kecamatan,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan), Moh. Wahyudi kepada SURYA, Minggu (31/7/2022).

Disnakeswan, kata Wahyudi, telah melakukan beberapa langkah untuk meminimalisir penyebaran PMK di antaranya, dengan vaksinasi PMK pada ternak sapi. Dalam catatannya, vaksinasi telah direalisasikan sebanyak 16.900 dosis atau 10 persen, untuk tahap 1. “Kalau tahap 2 rencana dilakukan pada pekan depan sebanyak 9.900 dosis,” ungkap Wahyudi.

Vaksinasi PMK di Lamongan sudah dilakukan kali pertama 7.000 dosis , yang kemudian disuntikkan sejak 28 Juni sampai 20 Juli 2022

Dikatakan, vaksinasi tahap pertama direalisasikan pada ternak warga yang belum divaksin atau disebut vaksin perluasan dan dilanjutkan vaksinasi ulangan atau tahap kedua.

Total vaksin yang diterima Lamongan adalah 26.800 dosis. Dan vaksinasi sudah mencapai 16.900 dosis dan pengulangan vaksinasi 9.900 dosis. ” Vaksinasi sudah disebar untuk sapi di 16 Kecamatan se-Lamongan, ” paparnya.

Vaksinasi yang dilakukan saat ini dapat diberikan pada ternak yang belum dan telah terinfeksi PMK. Akan tetapi dengan catatan ternak harus dalam keadaan sehat ketika dilakukan vaksinasi.

Dan vaksinasi akan terus dilakukan hingga menjangkau semua ternak warga yang belum mendapat jatah dosis vaksin. “Hanya saja, untuk sementara vaksinasi diprioritaskan bagi sapi pembibit betina dan anakan (pedet) di zona hijau wabah PMK,” ungkap Wahyudi.

Vaksinasi dilakukan secara bertahap dengan memprioritaskan ternak-ternak yang rentan terhadap PMK yaitu anak sapi. Wahyudi mengakui kebutuhan vaksin PMK masih sangat kurang. Sebab populasi sapi di Lamongan saat ini mencapai sebanyak 117.000 ekor.

Sebagai informasi, data ternak terindikasi PMK yang terdata di Dinkes Lamongan per Sabtu (30/7/2022) ada sebanyak 3.448 ekor sapi. ” Yang sembuh 865 ekor, mati 27 ekor, dijual oleh peternak 75 ekor, 28 ekor dipotong paksa, dan 2.453 ekor yang masih sakit,” pungkasnya. ****


Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *