SURYA.CO.ID, LAMONGAN – Kesibukan mengurusi rumah tangga, suami dan anak, bukan penghalang bagi para ibu di Lamongan untuk terus menggali potensi diri dengan bersekolah. Dan hebatnya, sebanyak 173 eman-emak hanya memerlukan waktu ‘kuliah’ selama 3 bulan sebelum dinyatakan lolos dan lulus sebagai wisudawan, sebelum mengaplikasikan ilmu untuk jangka waktu selama hidupnya nanti.
Ini bukan kuliah sembarangan, karena membuat para emak itu menjadi penentu terbentuknya anak-anak zaman sekarang menjadi generasi emas di masa mendatang. Ke-173 perempuan itu adalah peserta Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) yang digagas Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Lamongan.
SOTH telah meluluskan angkatan pertama pada November 2021 lalu, dan sekarang ada 173 emak-emak yang lulus dari angkatan II yang diwisuda di Ruang Pertemuan Gajah Mada Pemkab Lamongan, Rabu (21/9/2022).
Program SOTH ini memang membuka ruang untuk peserta didik dari kalangan emak-emak, alias mereka yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak. SOTH merupakan sekolah pengasuhan yang digagas oleh BKKBN Provinsi Jatim, yang merupakan terobosan untuk dapat meningkatkan kemampuan orangtua dalam mengasuh anak, terutama balita.
Ada sebanyak 14 materi dengan 14 kali pertemuan yang dilaksanakan setiap seminggu sekali. SOTH ini gratis tidak dipungut biaya, dengan sasaran utama orangtua yang memiliki anak balita dan mengisi surat kesediaan serta kesanggupan mengikuti pelaksanaan SOTH.
Sementara prosesi wisuda disambut dengan luapan kegembiraan para emak yang memakai toga, bak mahasiswa selesai menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Tidak hanya para wisudawan, para suami yang mengantarkan istrinya merasakan hal yang sama.
Bahkan ada juga para suami yang sementara mengendong anak balitanya selama prosesi wisuda berlangsung. Ada beragam simulasi dan juga yel-yel yang disuarakan seperti yang dilakukan selama mengikuti pendidikan.
Seorang perwakilan wisudawan yang meraih peringkat 1 atau nilai cumlaude, Indah ayu Mala Pratiwi dari Kecamatan Modo, mengaku beruntung menjadi bagian dari SOTH yang dilaksanakan dalam waktu kurang lebih 3 bulan.
“Mudah-mudahan apa yang saya diperoleh dari SOTH dapat pula dirasakan oleh ibu-ibu lain yang belum memperoleh kesempatan mengikuti SOTH, ” ujar Indah.
Ada juga wisudawan yang tetap menggandeng anaknya sesuai urutan nama saat dipanggil menuju tribun wisuda. Mereka tidak melepas anaknya, lantaran takut menangis.
Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.