Kisah Khawaja Masood Akhtar, CEO Perusahaan Pembuat Bola Resmi Piala Dunia 2022, Al Rihla

Kisah Khawaja Masood Akhtar, CEO Perusahaan Pembuat Bola Resmi Piala Dunia 2022, Al Rihla

tribunwarta.com – JAKARTA – Usai adanya klarifikasi atas asal produksi bola resmi Piala Dunia di Qatar 2022, ‘Al Rihla’ yang nyatanya bukan buatan Indonesia. Kini perusahaan produksi bola Pakistan, Forward Sports jadi sorotan dunia.

Apalagi menginagt perusahaan ini telah ketiga kalinya membuat bola untuk digunakan di Piala Dunia. Lantas, seperti apa profil bisnis dari produsen bila tersebut? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya.

Profil Bisnis Forward Sports

Sialkot sendiri kota industri kecil dan bersejarah di timur laut Pakistan, dekat perbatasan India. Diketahui, sejak tahun 1800-an, kota ini memang telah menjadi pusat produksi sepak bola dunia, hal ini bermula saat kolonial Inggris membayar tukang sepatu lokal untuk membuat ulang bola yang mereka gunakan di rumah dan hasilnya memuaskan. Alhasil, sampai saat ini membuat produksi bola tidak pernah berhenti.

Adapun, salah satu produsen alat olahraga premium dan terkemuka di Pakistan adalah Forward Sports yang didirikan pada tahun 1991. Di mana, CEO dari perusahaan ini adalah Khawaja Masood Akhtar, seorang insinyur sipil.

Antusiasmenya terhadap permainan adalah alasan sebenarnya yang mendorongnya beralih dari teknik untuk memulai bisnisnya sendiri.

“Pada tahun pertama, kami memproduksi 1.000 bola jahitan tangan secara manual per bulan. Saya menganggap bentuk ini paling efektif karena kekuatan setiap jahitan tangan—tetapi saya mengeksplorasi bahan baru, bentuk panel, dan cara produksi. Pada tahun 2004, kami menerapkan prinsip manufaktur ramping yang mengurangi limbah dan memodernisasi produksi dengan mesin laminasi, pencetakan, dan pemotongan panel otomatis,” cerita Masood pada Popular Mechanics, Kamis (1/12/2022).

Awalnya, Forward Sports dimulai hanya dengan 50 karyawan. Namun, Masood berhasil meningkatkan produksi dari 1000 bola setiap bulan hingga akhirnya mendapatkan kepercayaan dari raksasa pasar terbesar dunia “Adidas” pada tahun 1994.

Forward Sports telah bekerja dengan Adidas sejak tahun 1995 dan sebelumnya telah memasok bola untuk Liga Champions UEFA, Bundesliga Jerman, bola asli ‘Brazuca’ untuk putaran final Piala Dunia 2014 dan bola Telstar yang digunakan pada Piala Dunia 2018 juga diproduksi oleh Forward.

Bagi Masood, bola sangat menjadi elemen penentu dalam sebuah permainan dan diaingin para pemain menikmati dan antusias menggunakan bola yang telah perusahaannya buat. Bahkan setelah hampir 40 tahun, Masood mengatakan masih merasa emosional ketika memegang bola Piala Dunia yang baru di tangannya.

“Menonton pertandingan Piala Dunia, selain mendebarkan tapi juga cukup emosional bagi saya. Sebab, saya merasa punya tanggung jawab yang besar di sana,” jelasnya.

Dia mengatakan 3.000 bola akan digunakan selama Piala Dunia di Qatar sedangkan target untuk replika penjualan mereka adalah delapan juta. “Bobotnya berkisar antara 425 hingga 445 gram sedangkan ukurannya dari 68,8 cm hingga 69,3 cm,” imbuhnya.

Meskipun, Pakistan saat ini sedang menghadapi penangguhan dari sepak bola internasional karena campur tangan pihak ketiga, tetapi negara tersebut masih menjadi berita utama soal produksi bola terbaiknya.

Sementara itu, menurut FIFA, itu telah dirancang untuk mendukung kecepatan permainan puncak karena bergerak lebih cepat dalam penerbangan daripada bola mana pun dalam sejarah turnamen. “Ini adalah bola pertandingan resmi yang menakjubkan, berkelanjutan, dan berkualitas tinggi dari Adidas yang akan dinikmati oleh para bintang yang tampil di puncak permainan mereka di Qatar, serta pemain grass root mana pun,” kata Direktur Pemasaran FIFA Jean- François Pathy .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *