Mengutip data Bloomberg, Senin, 19 September 2022, nilai tukar rupiah terhadap USD berada di level Rp14.972,5 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 18 poin atau setara 0,12 persen dari posisi Rp14.954,5 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Adapun rentang gerak rupiah berada di kisaran Rp14.969,5 per USD hingga Rp14.979 per USD. Sementara year to date (ytd) return terpantau sebesar 4,97 persen.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada pada tren penurunan. Rupiah bertengger di posisi Rp14.980 per USD, melemah 30 poin atau 0,20 persen dari Rp14.950 per USD.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif. Namun mata uang Garuda pada penutupan perdagangan hari ini diperkirakan masih melemah.
“Untuk perdagangan Senin, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.940 per USD hingga Rp14.990 per USD,” jelasnya.
Hal ini didorong oleh sentimen eksternal dari Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) yang memperingatkan tentang perlambatan ekonomi global. Kepala ekonom Bank Dunia Indermit Gill mengaku khawatir tentang stagflasi umum, yakni periode pertumbuhan yang rendah dan inflasi tinggi.
“Kekhawatiran resesi global tumbuh dengan banyak bank sentral secara agresif memperketat kebijakan moneter untuk memerangi inflasi pada tingkat bersejarah,” terang Ibrahim.
Federal Reserve secara luas diperkirakan akan menaikkan 75 basis poin minggu depan, dan Bank of England terlihat kemungkinan akan menaikkan suku bunganya untuk pertemuan ketujuh berturut-turut. Penilaian ekonomi yang suram ini telah membebani mata uang yang dianggap lebih berisiko, dengan dolar sebagai penerima manfaat utama.
Pengajuan mingguan untuk klaim pengangguran AS turun untuk minggu kelima berturut-turut. Data Departemen Tenaga Kerja menunjukkan pasar tenaga kerja yang sehat mampu mendorong pengeluaran AS, bahkan ketika Federal Reserve mencoba untuk mengekangnya dengan kenaikan suku bunga.
“Tetapi jumlah pengangguran itu sendiri tidak mengejutkan. Klaim awal untuk asuransi pengangguran untuk pekan yang berakhir 10 September adalah 213 ribu, turun 5.000 dari total revisi 218 ribu klaim dari minggu sebelumnya, data Departemen Tenaga Kerja menunjukkan,” pungkas Ibrahim.
(HUS)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.