Kena Mental! Turki Putus Hubungan dengan Bank Rusia Usai Diancam AS

Kena Mental! Turki Putus Hubungan dengan Bank Rusia Usai Diancam AS

Ankara: Di tengah meningkatnya perkembangan perdagangan Turki dengan Rusia, Ankara terpaksa mengambil langkah mundur. Tunduk pada tekanan Amerika Serikat (AS), tiga bank terakhir Turki yang masih memproses pembayaran dengan Rusia akhirnya menarik diri.
 
Keputusan itu diambil menyusul tekanan intensif selama berminggu-minggu dari Amerika Serikat, agar Turki – anggota NATO – membatasi hubungan ekonominya yang sedang berkembang pesat dengan Rusia.
 
Kementerian Keuangan AS memperingatkan, bank-bank Turki yang bekerja dengan kartu bank Mir Rusia berisiko mendukung upaya Rusia dalam menghindari sanksi AS. Washington menyebut Ankara dapat terancam terkena ‘hukuman ekonomi’ sendiri jika situasi ini berlanjut.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Dua pemberi pinjaman swasta Turki, yang mulai memproses Mir setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Agustus lalu, menangguhkan transaksi awal bulan ini. Tetapi tiga pemberi pinjaman negara bagian – Halkbank, Vakifbank dan Ziraatbank – masih bekerja dengan kartu tersebut.
 
Seorang pejabat senior Turki tidak mengatakan kapan warga Rusia tidak bisa lagi mengakses kartu mereka di Turki.
 
“Ketiga bank masih memproses pembayaran (yang belum dibayar), tetapi mereka telah menetapkan tanggal di masa depan untuk menarik diri (dari kerja sama dengan Rusia),” kata pejabat tersebut, dilansir dari AFP, Rabu, 28 September 2022.
 
Baca juga: Hati-Hati Putin! Biden Ancam Konsekuensi ‘Keras’ Jika Rusia Caplok Ukraina
 
Keputusan itu diambil menyusul pertemuan yang dipimpin Erdogan Jumat lalu, yang secara resmi berfokus pada mencari “alternatif” lain dari kartu Rusia.
 
Ledakan perdagangan Turki dengan Rusia selama perang tujuh bulan di Ukraina telah menjadi sumber kekhawatiran di AS. Nilai perdagangan antara keduanya naik lebih dari 50 persen. Turki juga telah setuju untuk membayar seperempat dari impor gas alam Rusia dalam mata uang rubel.
 
Wakil Menteri Keuangan AS Wally Adeyemo melakukan kunjungan langka ke Ankara dan Istanbul pada Juni lalu untuk mengungkapkan kekhawatiran Washington, bahwa oligarki Rusia dan bisnis besar menggunakan entitas Turki untuk menghindari sanksi Barat.
 
“Kementerian Keuangan mengirim surat tindak lanjut ke bank dan bisnis Turki pada Agustus lalu, dan memperingatkan bahwa mereka tidak dapat berharap untuk memiliki akses ke dolar AS dan mata uang utama lainnya jika mereka berdagang dengan Rusia, negara yang sedang terkena sanksi,” kata sumber AFP.
 
Sementara itu, Turki telah mencoba tetap netral dalam konflik Rusia-Ukraina. Sejauh ini, Turki menolak menandatangani kesepakatan sanksi Barat terhadap Rusia.
 

(WIL)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *