Kapan Waktu yang Tepat Memilih Antara Saham Atau Obligasi?

Kapan Waktu yang Tepat Memilih Antara Saham Atau Obligasi?

tribunwarta.com – Sekarang kan sedang tahun politik, apakah sekarang waktu yang tepat untuk memilih antara saham atau obligasi? Kapan waktu yang tepat untuk investasi saham atau obligasi?

Mari simak artikel berikut selengkapnya.

Rubrik Finansialku

Waktu yang Tepat Memilih Antara Saham Atau Obligasi

Sebagai seorang Financial Planner, saya sering mendapat pertanyaan tentang timing yang tepat untuk investasi. Dalam artikel ini saya secara khusus akan membahas mengenai kapan waktu yang tepat memilih antara saham atau obligasi.

Sebenarnya, “kapan waktu yang tepat” itu jawabannya relatif.

Sama halnya jika Anda ditanya kapan waktu yang tepat untuk Anda pacaran. Tergantung kan???

Ada yang jawabnya pas SMA, ada juga yang jawab tepatnya setelah SMA aja (orang-orang seperti ini adalah fans berat alm. Chrisye deh), pas kuliah, atau pas “si Dia” lagi single…

Sebelum mulai pacaran, tentu kita perlu ada waktu untuk mengenal diri sendiri orang yang seperti apa, apa yang kita cari dalam pacaran, dan juga kriteria calon pacar kita.

Begitupun juga dengan investasi. Untuk tahu kapan waktu yang tepat untuk investasi, kita perlu mengenali diri sendiri, tujuan keuangan kita, dan pe-de-ka-te dengan produk investasi tersebut. Betul?

Kenali kebutuhan dan tujuan keuangan Anda adalah PR masing-masing. Bagi yang belum mengerti tentang pentingnya rencana dalam mencapai tujuan keuangan, boleh cek artikel-artikel Finansialku atau coba buat rencana keuanganmu sendiri melalui Aplikasi Finansialku.

Anda yang belum download Aplikasi Finansialku dapat dengan mudah download melalui link di bawah ini atau melalui Google Play Store.

Jadi, dalam artikel ini saya akan bantu Anda untuk pe-de-ka-te awal dengan saham dan obligasi.

Baik investasi pada obligasi maupun pada saham (juga pada produk investasi manapun), sebagai investor ada 2 komponen penting yang perlu Anda perhatikan yaitu Risk & Return.

Konsep Dasar Risk & Return

Risk atau risiko adalah tingkat potensi kerugian yang dapat timbul karena suatu peristiwa. Jika dikaitkan dengan risiko atas investasi, maka risiko adalah tingkat potensi kerugian yang dapat timbul karena hasil perolehan investasi tidak sesuai dengan harapan.

Sedangkan return atau imbal hasil adalah tingkat pengembalian yang bisa Anda peroleh dari investasi. Imbal hasil atas investasi dibagi menjadi:

    Capital gain (selisih antara harga jual dengan harga beli)

    Cashflow (arus kas masuk yang reguler, dividen, kupon obligasi, bunga deposito)

Hubungan antara “Risk” dan “Return” itu digambarkan seperti best friend. Motto persahabatan mereka adalah: High risk high return, low risk low return.

Jadi, semakin tinggi potensi risiko, semakin tinggi juga potensi untuk imbal hasil. Semakin rendah potensi risiko, semakin rendah juga potensi untuk imbal hasil.

Disini saya bilang potensi, artinya ada kemungkinan bahwa realisasinya jumlah imbal hasil atau risiko Anda lebih kecil atau lebih besar dari potensi.

Baik saham ataupun obligasi, sama-sama produk investasi yang memiliki potensi risiko. Jika dibandingkan, potensi risiko saham secara umum lebih tinggi daripada obligasi. Namun potensi imbal hasil saham juga secara umum lebih tinggi daripada obligasi.

Jika ternyata pada realisasinya, imbal hasil saham Anda lebih rendah daripada imbal hasil obligasi, maka investasi saham Anda lebih BERISIKO. Tetapi risiko dan imbal hasil itu sesungguhnya dapat kita kelola (biasa disebut manajemen risiko).

[Baca Juga: Perbedaan Berisiko dan Risiko dalam Investasi]

Oleh karena itu, investasi sesungguhnya bukan hanya transaksi menyimpan dana pada produk investasi tertentu agar dapat imbal hasil yang maksimal.

Tapi ada elemen investasi yang investor juga perlu pelajari yaitu mindset investasi, metode berinvestasi dan manajemen risiko investasi.

Pemilihan waktu yang tepat untuk investasi juga merupakan salah satu strategi untuk manajemen risiko investasi (saya tekankan yaaa… salah satu strategi saja lhoo.. bukan satu-satunya strategi… Jadi Anda juga perlu belajar elemen investasi lainnya).

Konsep Dasar Obligasi vs Saham

Secara sederhana, ada dua cara bagi sebuah perusahaan dalam mencari dana segar untuk membiayai operasional atau rencana investasinya yaitu:

    Utang

    Melepas porsi atas kepemilikan saham perusahaan

Jika perusahaan mendapatkan dana melalui utang kepada para pemberi pinjaman (kreditur) maka pada jangka waktu yang telah disepakati, perusahaan perlu mengembalikan pokok pinjaman pada kreditur.

Imbal jasa atas utang kepada kreditur adalah bunga pinjaman.

Berdasarkan konsep tersebut, ketika Anda investasi pada obligasi artinya Anda berinvestasi pada perusahaan atau pemerintah yang membutuhkan dana segar dengan cara menerbitkan surat utang (obligasi/bonds).

Dengan demikian, Anda berstatus sebagai seorang kreditur atas penerbit surat utang.

Sebagai kreditur, Anda akan menerima Cash Flow yaitu bunga pinjaman (disebut sebagai Kupon).

Keunikannya, surat utang ini juga dapat Anda perjual belikan pada pasar sekunder untuk mendapatkan capital gain (selisih antara penjualan dan pembelian surat utang pada pasar sekunder). Namun, pada umumnya obligasi tidak diperjualbelikan se-likuid saham.

[Baca Juga: Inilah Serba-Serbi Investasi Obligasi Yang Wajib Diketahui Investor Pemula]

Cara lainnya, perusahaan melakukan penilaian/valuasi atas perusahaannya, dan menjual atau melepas bagian tertentu atas kepemilikan saham perusahaan pada pihak ketiga.

Perusahaan dapat melepaskan sahamnya secara terbuka kepada masyarakat melalui Penawaran Saham Perdana (IPO) ataupun melepaskan sahamnya secara tertutup kepada pihak tertentu.

Sebagai imbal jasa, pemilik saham yang baru akan mendapat hak atas dividen (sejumlah keuntungan perusahaan yang dibagikan untuk pemilik perusahaan) dan capital gain (selisih antara penjualan dan pembelian saham).

Keunikannya, apabila Anda investasi pada produk saham, Anda tidak harus selalu investasi pada perdagangan awal saham (pada saat IPO).

Tetapi Anda dapat bertransaksi di pasar retail yang bernama Bursa Efek Indonesia. Anda bisa pilih untuk mendapatkan imbal jasa Cash Flow berupa dividen dan/atau capital gain.

Waktu yang Tepat untuk Investasi Obligasi

Obligasi sendiri ada berbagai jenis:

    Obligasi pemerintah. Contoh: SUKUK, ORI, SUKRI,

    Obligasi perusahaan swasta

    Obligasi pemerintah daerah

Obligasi sebaiknya digunakan untuk investasi jangka menengah atau panjang dengan tujuan untuk kepastian arus kas.

Walaupun obligasi dapat diperdagangkan kembali dan berpotensi untuk mendapat capital gain, namun tidak semua obligasi menguntungkan untuk dijual kembali.

Anda harus perhatikan faktor harga par (nominal, jangka waktu dan jumlah kupon) dari obligasi tersebut.

Jika Anda pemula dalam investasi obligasi, saya sarankan agar Anda memang investasi obligasi untuk tujuan mendapatkan arus kas masuk dalam jangka panjang.

Jika Anda ingin produk investasi untuk mendapatkan capital gain, maka saham merupakan produk yang lebih tepat daripada surat utang.

Waktu yang tepat untuk investasi surat utang adalah pada saat suku bunga rendah dan ekonomi fluktuatif.

Surat utang yang Anda beli sebaiknya adalah obligasi pemerintah. Selain risiko gagal bayarnya rendah, Anda juga turut membantu pendanaan untuk pembangunan negara.

Sumber pendanaan pemerintah untuk pembangunan berasal dari pajak dan utang. Jadi jika pemegang utang dari negara adalah rakyatnya sendiri, maka ekonomi negara akan lebih stabil dan rakyat sendiri yang akan menikmati bunga kuponnya.

Sebaiknya Anda investasi obligasi pada saat penawaran harga pertama. Karena kadang beberapa obligasi akan ditawarkan pada harga diskon.

Waktu yang Tepat untuk Investasi Saham

Pembeli saham sendiri dibagi menjadi beberapa jenis yaitu Investor, Trader, dan Speculator. Tipe Investor terutama growth investor dan value investor akan mengincar saham-saham yang memiliki proses pertumbuhan bisnis yang bagus secara fundamental.

Biasanya tipe investor akan menyimpan saham dalam jangka waktu yang panjang untuk mengetahui pertumbuhan perusahaan. Pelan tapi pasti, tipe Investor bisa mendapatkan capital gain dan dividen.

Jika Anda tipe investor, berarti saat ini adalah waktu yang tepat untuk investasi pada saham-saham yang memiliki fundamental bagus (apalagi jika harganya saat ini sedang murah).

Tipe Trader akan menyimpan saham dalam jangka waktu yang lebih singkat daripada Investor. Tipe Trader fokus pada capital gain, yaitu dengan cara membeli saham di saat harga rendah dan menjualnya di harga yang lebih tinggi.

Jika Anda tipe Trader, maka Anda perlu memperhatikan aksi pasar. Aksi pasar dalam pasar saham tercermin melalui fluktuasi harga saham dan volume transaksi.

Untuk mengetahui arah aksi pasar agar dapat membuat keputusan beli/jual saham, maka Anda perlu belajar mengenai Analisa Teknikal seperti chart, pattern, trend.

Jika Anda tipe Speculator, sebaiknya sekarang waktu yang tepat untuk Anda bertobat haha.. Intuisi dan keberuntungan Anda tidak akan selamanya sesuai dengan aksi pasar.

Tahun 2019 Sebaiknya Bagaimana?

Pada tahun 2018, bursa saham Indonesia sempat mengalami downtrend karena sentimen ekonomi global. Akibatnya, beberapa saham bagus mengalami diskon besar.

Mulai akhir tahun 2018 dan awal tahun 2019, pasar saham mulai mengalami pemulihan. Inilah saat yang tepat untuk Anda mulai berinvestasi saham.

Namun, hal pertama yang perlu diperhatikan yaitu tahun 2019 Indonesia akan mengadakan pesta demokrasi yaitu Pemilihan Umum Presiden. Situasi politik yang tidak stabil dapat ikut mempengaruhi kondisi ekonomi.

Hal kedua, situasi ekonomi global dan perang dagang juga masih berpotensi membuat kondisi ekonomi, termasuk pasar saham Indonesia berfluktuasi.

Dalam setiap kesulitan, selalu ada hal-hal baik yang dapat terjadi. Seperti yang saya jelaskan di atas, Risk dan Return adalah satu paket (best friend). Jika Anda ingin memiliki keuntungan yang tinggi, maka berteman dan ketahui cara mengelola risiko yang benar.

Salah satu cara mengelola risiko investasi adalah melalui diversifikasi pada berbagai produk saham yang berbeda. Daripada harus memilih salah satu antara saham atau obligasi, mengapa tidak jika Anda melakukan diversifikasi investasi pada keduanya?

Mengutip pernyataan Direktur Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu Loto Srinaita Ginting pada Kontan.co.id, tahun ini pemerintah akan menawarkan 10 instrumen obligasi ritel kepada para investor.

Jadi, hampir setiap bulan akan ada obligasi ritel pemerintah yang Anda bisa pilih. Mulai dari Saving Bond Ritel (SBR), Sukuk Tabungan (ST), Obligasi Negara Ritel (ORI), dan Sukuk Ritel (SR). Berikut ini estimasi jadwal penawarannya di tahun 2019:

Obligasi Ritel Pemerintah

Tahun 2019

Estimasi Tanggal Penawaran

SBR-005

10-24 Januari 2019

ST-003

1-20 Februari 2019

SR-011

Maret 2019

SBR-006

4-7 April 2019

ST-004

Mei 2019

SBR-007

11-25 Juli 2019

ST-005

Agustus 2019

SBR-008

5-19 September 2019

ORI-016

10-24 Oktober 2019

ST-006

November 2019

Jika Anda seseorang yang baru ingin terjun di dunia investasi dan tertarik untuk berinvestasi saham, Anda bisa membaca ebook Panduan Berinvestasi Saham untuk Pemula di bawah ini secara GRATIS.

Free Download Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula

Jika Anda terus menunggu waktu yang tepat untuk investasi, maka waktu yang tepat itu tidak akan pernah ada. Karena waktu yang tepat untuk investasi adalah sekarang.

Jadi, mulailah berinvestasi dan lakukan manajemen risiko atas investasi Anda.

Jika Anda pikir artikel ini bermanfaat, bagikanlah artikel ini pada rekan-rekan Anda yang membutuhkan agar dapat membantu mereka dalam berinvestasi!

Sumber Referensi:

    Dimas Andi. 10 Januari 2019. Simak jadwal penerbitan SBN Ritel tahun 2019. Investasi.kontan.co.id – https://goo.gl/nvT4oK

Sumber Gambar:

    Saham atau Obligasi – https://goo.gl/uqM7zX

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *