Inovasi Pengemasan dan Pemasaran Kerupuk Pattola di Desa Gadingsari Oleh Mahasiswa Pengabdian Membangun Desa UNEJ 2022

Inovasi Pengemasan dan Pemasaran Kerupuk Pattola di Desa Gadingsari Oleh Mahasiswa Pengabdian Membangun Desa UNEJ 2022

tribunwarta.com – Desa Gadingsari merupakan salah satu desa di Kecamatan Binakal Kabupaten Bondowoso. Jumlah RT di Desa Gadingsari ada 12 yang dibagi menjadi enam dusun yaitu Dusun Krajan I, Dusun Klompangan, Dusun Tegal Tengah, Dusun Krajan II, Dusun Duren, dan Dusun Gunung dengan setiap dusunnya memiliki dua RT. Mayoritas penduduk di Desa Gadingsari memiliki mata pencaharian sebagai petani khususnya petani padi. Selain itu, penduduk Desa Gadingsari juga mempunyai usaha pembuatan kerupuk pattola. Kerupuk pattola merupakan makanan khas Desa Gadingsari yang sudah dikenal di Kabupaten Bondowoso. Kerupuk pattola ini bahan utamanya dari tepung beras dan tepung tapioka, Kerupuk ini sangat cocok jika disandingkan dengan makanan pokok atau hanya dijadikan sebagai camilan. Selain kerupuk pattola, di Desa Gadingsari masyarakatnya juga banyak membuat besek ikan. Dimana mayoritas penduduknya terutama perempuan membuat besek ikan untuk nantinya dijual kepada pengepul.

Inovasi pengemasan kerupuk pattola merupakan salah satu program kerja kami yang merupakan konversi dari mata kuliah Teknologi Panen dan Pasca Panen. Pada Desa Gadingsari sendiri terdapat 6 penduduk yang memiliki usaha kerupuk pattola. Salah satunya yaitu kerupuk pattola milik Bu Siti Sulaiha atau biasa dipanggil Bu Hat yang berlokasi di RT. 03 RW. 02 Dusun Krajan I, Desa Gadingsari Kecamatan Binakal, Kabupaten Bondowoso. Rumah produksi Bu Hat tersebut dijadikan sebagai tempat praktek serta pelaksanaan program kerja. Pemasaran Kerupuk Pattola yang dilakukan oleh Bu Hat selain dipasarkan di Desa Gadingsari biasanya juga dipasarkan di luar desa yaitu salah satunya ada di desa Gading Pakem dan Jeruk Soksok. Harga kerupuk pattola yang dijual Bu Hat yaitu seharga 5000 dengan berat 200 gram dan dikemas menggunakan plastik 1 kg biasa. sehingga kami memiliki inovasi untuk merubah kemasan agar lebih modern dan lebih aman yaitu menggunakan logo (agar lebih dikenal semua kalangan masyarakat), dan plastik 1 kg tebal. Selain itu kami juga memasarkannya lewat offline (Alun-Alun Bondowoso dengan mengikuti CFD atau Car Free Day) maupun online (melalui WhatsApp dan Instagram) dengan harga jual 8000/kemasan berat 200 gram. Selama dua hari pemasaran kami berhasil menjual 72 pcs kerupuk pattola baik melalui pemasaran online maupun offline.

Setelah melakukan inovasi pengemasan dan pemasaran kerupuk pattola, dilanjutkan pengadaan sosialisasi dengan bertemakan “Meningkatkan Jiwa Kewirausahaan dan Pentingnya Inovasi Produk dalam UKM (Usaha Kecil dan Menengah)”. Acara tersebut dilakukan pada Kamis, 24 November 2022 yang bertempat di Balai Desa Gadingsari. Sosialisasi ini dihadiri oleh 30 orang yang terdiri dari pemuda desa, pengusaha kerupuk pattola, dan ibu-ibu kader. Acara ini bertujuan untuk memberikan motivasi dan pendampingan terhadap warga Desa Gadingsari mengenai cara berwirausaha. Sosialisasi kewirausahaan ini mendapat tanggapan positif dari warga Desa Gadingsari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *