Ini Poin yang Belum Disepakati Bersama dalam Pertemuan FMCBG G20 di Bali

Ini Poin yang Belum Disepakati Bersama dalam Pertemuan FMCBG G20 di Bali

Bali: Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa para delegasi dalam pertemuan ketiga Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMBCG) G20 di Bali menyepakati sejumlah komitmen untuk menghadapi tantangan dan risiko pemulihan ekonomi global.
 
Sri Mulyani menyebut komitmen yang telah dibicarakan ini akan ditindaklanjuti dalam pertemuan G20 selanjutnya. Apalagi ada dua poin dari 14 poin yang belum bisa disepakati bersama oleh para anggota G20. Namun demikian, hal itu tidak menurunkan komitmen para anggota untuk dunia.
 
“Hanya dua paragraf yang tidak disepakati bersama. Ini merefleksikan masing-masing negara punya isu dan mereka punya langkah yang belum bisa direkonsiliasi,” kata dia, dalam konferensi pers, di Nusa Dua Bali, Sabtu, 16 Juli 2022.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Adapun poin yang belum disepakati adalah mengenai perang Rusia-Ukraina yang membawa dampak perlambatan ekonomi global. Banyak anggota G20 yang mengkritik keras dan menyerukan diakhirinya perang. Namun salah satu anggota mengungkapkan pandangan bahwa sanksi menambah tantangan yang ada.

Anggota mencatat tantangan yang ada telah diperburuk, termasuk ketidaksesuaian pasokan-permintaan, gangguan pasokan, dan kenaikan harga komoditas dan energi, yang telah menambah tekanan inflasi yang meningkat dan berkontribusi pada peningkatan risiko kerawanan pangan.
 
Banyak anggota mencatat pentingnya tindakan lanjutan terhadap perubahan iklim, serta mengatasi kerentanan utang. Beberapa anggota menyambut baik Catatan Kepresidenan G20 tentang Penetapan Kebijakan untuk Strategi Keluar untuk Mendukung Pemulihan dan Mengatasi Efek Bekas Luka untuk Mengamankan Pertumbuhan di Masa Depan.
 
Kedua, yakni masalah krisis pangan dan energi yang mengalami peningkatan sehingga menyebabkan kekhawatiran, khususnya bagi kelompok rentan. Beberapa negara anggota G20 juga menyatakan keprihatinan tentang ketersediaan pupuk yang berpotensi memperburuk krisis pangan.
 
Anggota menegaskan komitmen mereka untuk menggunakan semua alat kebijakan yang tersedia untuk mengatasi tantangan ekonomi dan keuangan saat ini, termasuk risiko kerawanan pangan. Banyak anggota siap untuk mengambil tindakan kolektif yang cepat untuk ketahanan pangan, termasuk dengan bekerja dengan inisiatif lain.
 
Anggota mendukung inisiatif multilateral. Bahkan, beberapa anggota meminta lembaga keuangan internasional untuk mengimplementasikan komitmen dalam Rencana Aksi untuk Mengatasi Kerawanan Pangan. Para anggota juga sepakat menjaga stabilitas keuangan jangka panjang dan kesinambungan fiskal.
 

(ABD)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *