Ini Penyebab Rupiah Bisa Terbang Tinggalkan Dolar

Ini Penyebab Rupiah Bisa Terbang Tinggalkan Dolar

Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih betah menguat hingga menjauhi level Rp15 ribu per USD. Mengutip Bloomberg, rupiah berada di level Rp14.834 per USD, menguat sebanyak 88 poin atau setara 0,59 persen dari posisi Rp14.922 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan rupiah terjadi karena dolar AS turun ke level terendah dalam enam minggu terakhir mengikuti penurunan hasil Treasury.
 
“Ini setelah data menunjukkan bahwa ekonomi AS berkontraksi lagi pada kuartal kedua, sehingga memicu spekulasi Federal Reserve tidak akan menaikkan suku secara agresif seperti yang diperkirakan sebelumnya,” ungkap Ibrahim dikutip dari analisis hariannya, Jumat, 29 Juli 2022.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Produk Domestik Bruto (PDB) AS turun 0,9 persen (yoy) pada kuartal kedua, menurut perkiraan awal Departemen Perdagangan. Angka ini sebenarnya lebih baik ketimbang kontraksi 1,6 persen (yoy) pada kuartal pertama.
 
“Namun, dua kuartal kontraksi berturut-turut secara luas dipandang oleh para ekonom sebagai sinyal resesi teknis,” jelas Ibrahim.
 
Biro Riset Ekonomi Nasional AS bahkan menyatakan penurunan signifikan aktivitas ekonomi yang tersebar di seluruh perekonomian akan berlangsung selama lebih dari beberapa bulan. Ini biasanya terlihat dalam produksi, lapangan kerja, pendapatan riil, dan indikator lainnya.
 
The Fed sendiri telah menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 2,25 persen sampai 2,5 persen seperti perkiraan pasar. Ketua Fed Jerome Powell mengatakan dia tidak berpikir Amerika Serikat berada dalam resesi, karena besarnya kekuatan pasar tenaga kerja.
 
“Sekarang pasar telah memperkirakan kemungkinan bahwa Fed akan memperlambat laju kenaikan suku bunga menjadi setengah poin pada pertemuan berikutnya di bulan September,” terang Ibrahim.
 

 
Dari dalam negeri, Ibrahim menilai kondisi Indonesia saat ini menjadi kekuatan baru dunia di tengah negara-negara maju mengalami permasalahan ekonomi. Ini juga sesuai dengan perkiraan IMF, Bank Dunia, maupun ADB yang memprediksi ekonomi Indonesia pada tahun ini tumbuh di atas 5,2 persen.
 
“Tapi Indonesia jangan senang dulu atas perkiraan ekonomi yang bagus. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi pemerintah agar bekerja lebih keras dan bisa membuktikan bahwa apa yang diprediksi oleh IMF, Bank Dunia, dan ADB bisa terealisasi dan terbukti,” tukasnya.
 
Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan Senin depan akan bergerak secara fluktuatif dan ditutup pada zona hijau. “Untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.810 per USD sampai Rp14.860 per USD,” pungkas Ibrahim.

 

(HUS)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *