Hasil Riset Tokopedia-INDEF: Melalui Inisiatif Hyperlocal, Penjualan UMKM Lokal di Kota Naik 147 Persen

Hasil Riset Tokopedia-INDEF: Melalui Inisiatif Hyperlocal, Penjualan UMKM Lokal di Kota Naik 147 Persen

tribunwarta.comHal ini sejalan dengan target pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan wirausaha di Indonesia sebesar 4 persen pada 2024 nanti.

AVP of Regional Growth Expansion (RGX) Tokopedia, Trian Nugroho mengatakan UMKM lokal juga memegang peranan dalam peningkatan ekonomi digital, namun aktivitas ekonomi digital Indonesia saat ini masih terpusat di kota-kota besar.

Trian pun menggambarkan DKI Jakarta menyumbang 17 persen terhadap PDB Indonesia.

“Dibutuhkan sinergi dari semua pihak untuk membantu UMKM di seluruh penjuru Indonesia punya kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang, serta berkontribusi terhadap perekonomian. Hal ini yang melatarbelakangi Tokopedia menghadirkan inisiatif Hyperlocal sejak 2020,” kata Trian dalam keterangannya yang diterima Pikiran-rakyat.com, Rabu, 14 Desember 2022.

Baca Juga: Reza Indragiri Heran Ferdy Sambo Tak Ajak Putri Candrawathi ke Dokter Usai Mengaku Diperkosa

Hyperlocal Dongkrak Penjualan dan Jaga Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Hasil riset yang dilakukan Tokopedia bersama Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) membuktikan kontribusi inisiatif Hyperlocal Tokopedia untuk perekonomian digital di berbagai daerah Indonesia.

Riset Tokopedia-INDEF ini berjudul ‘Analisis Dampak Program Hyperlocal Tokopedia terhadap Kondisi Bisnis Penjualan secara Daring, Ekonomi, dan Sosial Kota-Kabupaten Program Hyperlocal’.

Peneliti INDEF, Nailul Huda, menjelaskan Rerata indeks penjualan di kota dengan Hyperlocal Tokopedia meningkat 147% pada 2020-2021 dibandingkan 2017-2019 .

Surabaya, Bandung dan Yogyakarta menjadi tiga kota dengan Hyperlocal Tokopedia yang memiliki indeks penjualan dan indeks omzet penjualan paling tinggi.

Surabaya mengalami peningkatan indeks penjualan dan indeks omzet penjualan masing-masing sebesar 194% dan 85%, Bandung 27% dan 100%, sedangkan Yogyakarta 148% dan 64%.

Baca Juga: Update Kasus Doni Salmanan: Divonis 4 Tahun Penjara, Dibebaskan Bayar Ganti Rugi

Riset ini juga menunjukkan rerata indeks penjualan di kota dengan Hyperlocal lebih besar 5 kali lipat dibandingkan kota tanpa Hyperlocal pada 2017-2021. Sedangkan indeks omzet penjualan di kota dengan Hyperlocal meningkat 67% pada periode 2020-2021 dibandingkan 2017-2019.

“Di sisi lain, riset ini memotret kenaikan persentase pertumbuhan ekonomi yang positif di berbagai kota dengan Hyperlocal Tokopedia, yang turut berkontribusi menjaga pertumbuhan dan pemulihan ekonomi di tengah pandemi. Surabaya (4,29%), Yogyakarta (5,09%) dan Semarang (5,16%) menjadi kota dengan kenaikan persentase pertumbuhan ekonomi tertinggi dari 2020-2021,” ujar Huda.

Hyperlocal Tokopedia Tahan Laju Peningkatan Pengangguran dan Kemiskinan

Huda juga memaparkan Inisiatif Hyperlocal Tokopedia mampu menahan peningkatan pengangguran agar tidak naik terlalu tajam imbas dari kondisi pandemi Covid-19.

“Secara statistik, inisiatif Hyperlocal Tokopedia mampu menahan laju peningkatan pengangguran,” kata dia.

Hadirnya inisiatif Hyperlocal Tokopedia juga membuat kota-kota dengan Hyperlocal memiliki tingkat kemiskinan yang lebih rendah sebesar 0,14% dibandingkan kota-kota tanpa Hyperlocal. Surabaya, Semarang dan Medan menjadi kota dengan tingkat penurunan kemiskinan terbesar setelah adanya program Hyperlocal.

Hyperlocal Perluas Penetrasi Penjual dan Pembeli di Berbagai Kota

Trian Nugroho mengatakan Hyperlocal mengusung teknologi geo-tagging sehingga telah memperluas cakupan transaksi penjual, mempermudah masyarakat menemukan toko terdekat, membuat transaksi lebih efisien karena ongkir lebih hemat, dan peningkatan eksposur UMKM lokal dengan potensi penjualan yang besar,” jelas Trian.

Membandingkan data 2017-2019 dengan 2020-2021, Tokopedia dan INDEF mencatat, kota dengan peningkatan indeks jumlah penjual tertinggi, yaitu Surabaya (48%), Bandung (65%), dan Yogyakarta (67%).

Sedangkan kota dengan peningkatan indeks jumlah pembeli tertinggi mencakup Bandung (122%), Yogyakarta (142%) dan Surabaya (154%).***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *