Finansialku Podcast Eps 40 – Kalau Mau Sukses Jangan Terlalu Banyak Alasan

Finansialku Podcast Eps 40 – Kalau Mau Sukses Jangan Terlalu Banyak Alasan

tribunwarta.com – Kalau Kamu mau sukses jangan terlalu banyak alasan! Kalimat tersebut adalah pesan dari mentor saya.

Rubrik Finansialku

Kerap kali kegagalan kita, terjadi karena kita terlalu banyak alasan.

Alasan untuk tidak menambah penghasilan.

Alasan untuk tidak menambah porsi investasi.

Alasan untuk tidak mau belajar investasi.

Alasan untuk cari jalan pintas atau short cut.

dan alasan-alasan lain.

Dalam Fintalk Eps 40, ini saya sengaja mewawancarai my friend dan my partner yang memberikan dorongan untuk memunculkan podcast Fintalk. Siapakah dia? Nanti kita kenalan.

Saya Karyawan dan Ingin Memulai Bisnis Pertama?

Sebelum bahas lebih detil, Sobat Finansialku dapat mengirimkan pertanyaan atau curhat keuangan melalui fitur TANYA PERENCANA KEUANGAN di Aplikasi Finansialku. Jangan lupa kasih hashtag #CURHATKEUANGAN.

Salah satu curhatan kali ini adalah membahas:

Pagi Pak Melvin, saya salah satu pendengar setia podcast Fintalk. Kali ini saya ingin, menurut Bapak apakah karyawan kantoran gitu bisa berhenti kerja dan menjadi entrepreneur, untuk menambah income?

Jawaban Melvin Mumpuni

Hi Pak, saya XYZ pendengar setiap fintalk podcast pak. Terima kasih atas curhatannya. Kalau boleh tahu kenapa Bapak berpikiran harus berhenti bekerja dan menjadi entrepreneur untuk menambah income?

Saya punya pendapat pribadi mengenai fenomena orang-orang yang tadinya seorang karyawan mau menjadi entrepreneur.

The Motivation and Vision

Menurut saya, jika Anda sekarang ini adalah seorang karyawan dan ingin menjadi entrepreneur hanya karena uang, maka Anda perlu berpikir ulang.

Kenapa berpikir ulang?

Coba bayangkan Anda tadinya sudah bekerja di perusahaan yang punya sistem, jalankan SOP setiap harinya, sekarang ANDA harus menjadi sistem. The whole business depends on you.

Vin, bukannya bisa autopilot?

Membuat sebuah bisnis autopilot, bukanlah hal yang mudah dan cepat.

Jika Anda ingin memulai bisnis dan langsung autopilot, saran saya belilah waralaba (franchise).

Kalau tidak punya modal besar untuk memulai waralaba?

Jawabannya beli sistem yang harganya terjangkau, misal join MLM, perusahaan keagenaan asuransi atau keagenan property.

Seorang yang ingin menjadi pemilik bisnis harus memiliki VISI.

VISI itu seperti apa sih?

Misal Anda awak kabin (cabin crew) pesawat dari bandara Sukarno Hatta Jakarta ingin berangkat menuju ke Adi Sucipto Yogyakarta.

Kalau kamu tanya ke pilotnya:

Pak rute pesawat ini kemana?

Si Pilot akan jelaskan kita akan ke Yogya.

Pastinya Anda tidak bisa melihat kota Yogya dari Jakarta, karena jaraknya sekitar 562 km. Tetapi si Pilot sudah tahu dan jawab dengan tegas: Kita akan ke Yogya. Lama perjalanan 2 jam dan kita akan terbang di ketinggian sekian ribu kaki. Kita akan melalui kota A, kota B, kota C dan perkiraan sampai ke tujuan jam sekian.

Karena Pilot sudah tahu, kemana tujuan akhirnya maka support systemnya segera disiapkan. Bahan bakar diisi sesuai dengan kebutuhan. Pergerakan pesawat dimonitor dari satu menara ke menara yang lain.

Kita sebagai penumpang dan awak kabin akan merasa it’s okay, kita follow the pilot. Let him work dan kita akan sampai di tujuan dengan selamat.

Lain ceritanya jika, pertanyannya:

Pak rute pesawat ini kemana?

Si Pilot mengatakan wah kemana ya?

Angin tidak menentu ini, kalau gitu kita terbang kemana angin bawa kita saja deh.

Jika seorang pilot tidak memiliki arah yang jelas, visi yang jelas maka kita sebagai penumpang juga takut bukan?

How about with Finansialku.com apa visi kamu?

Finansialku.com kita berdiri sejak 2013, kita memiliki visi ingin membantu masyarakat Indonesia mewujudkan tujuan keuangan mereka dengan literasi keuangan, inklusi keuangan dan perencanaan keuangan.

Perubahan Paradigma

Hal kedua yang penting adalah perubahan paradigma, seorang karyawan dan pebisnis.

Bulan lalu saya berkesempatan hadir di acara Ralali.com dan disitu hadirlah Pak Sandiaga Uno. Dari dulu saya memang kagumi sosok Sandiaga Uno sebagai seorang pebisnis.

Statement pertama yang keluar dari Pak Sandi adalah

Entrepreneur is managing the risk.

Saya sangat setuju dengan statement tersebut.

Kenapa banyak karyawan sulit jadi pebisnis? Jawabannya karena ada kebiasaan memindahkan risiko dari diri sendiri ke orang lain, misal bawahan, rekan kerja, vendor, pembeli dan lain sebagainya.

Kalau ada kebijakan baru, sebisa mungkin pisau jangan di leher gw.

Contoh ada kebutuhan memanggil pembicara seminar pemasaran di kantor. Manager pemasaran bilang ke bagian head of training, eh tolong carikan pembicara pemasaran.

Bagian head of training berpikir wah gawat ini kalau saya cari pembicara yang gak terkenal, bisa high risk. Kalau pembicaranya tidak terkenal (beda dengan tidak kompeten), performa penjualan tidak meningkat maka saya yang salah.

Tapi kalau saya panggil pembicara yang terkenal, semua orang tahu dia jago marketing, cocok gak cocok, budget masuk atau dipaksain masuk, saya undang orang itu, saya minta orang itu bicara.

Kalau sudah dilatih orang tersebut dan masih gagal, berarti itu salahnya para sales. Pisau sudah tidak di leher gw, pisau nya di leher para peserta pelatihan.

Gw sudah undang pembicara top dan masih gagal. Artinya bukan salah gw yang panggil pembicara, tapi pesertanya yang tidak konsentrasi.

Saya jamin mental seperti itu tidak akan bertahan lama di pebisnis.

Karena entrepreneur is about managing risk.

Selain itu ada paradigma yang berbeda, misal source of income yang berbeda.

Bagaimana kalau entrepreneur atau freelance yang incomenya ga tetap?

Dan lain sebagainya.

Saran saya untuk bapak XYZ adalah coba latihan dulu menjadi entrepreneur.

Kalau kerja ada yang namanya masa percobaan 3 bulan, nah ini entrepreneur punya masa percobaan.

Caranya cari penghasilan yang bersifat komisi, Anda dibayar berdasarkan apa yang Anda lakukan, contoh penjualan. Kalau Anda cocok dan bisa bertahan, maka entrepreneur is your way.

Oke kita akan bahas langsung diskusi kita mengenai kalau mau sukses jangan terlalu banyak alasan.

Key Take Away: Ngobrol Bareng Mario Agustian Lasut

Dalam podcast kali ini saya akan mewawancarai Mario Agustian Lasut, CMO Finansialku.

    Prinsipnya kalau kerja kita harus set Big Mindset kita bukan buat diri sendiri. Kalau buat diri sendiri kerja hanya So So Lakukan lebih banyak, belajar lebih banyak.

    Live your Live, kalau bisa belajar banyak dan mengembangkan diri Interestnya (dalam bahasa investasi) akan kembali ke diri sendiri dan nilainya berlipat ganda.

    Tinggalkan sebuah karya, Legacy untuk orang-orang yang kita tinggalkan.

    Increase Your Effort Not Your Excuse

    Buat Averaging untuk mereka yang bekerja sebagai Freelancer ketahui batas atas dan batas bawahmu dalam keuangan lalu bergaya hiduplah sesuai isi dompet.

    Extra Miles pada konsepnya berarti berbuatlah lebih banyak, lakukan semaksimal mungkin dalam waktu yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang benar-benar diharapkan. Misalnya dalam perencanaan keuangan, apa yang mestinya bisa tercapai dalam lima tahun bisa tercapai lebih cepat dalam tiga tahun.

    Going for Extra Miles seperti bermain game. Setiap level game yang kita lewati, kita akan mendapatkan kemampuan baru. Walaupun kita tetap bisa hanya bermain di level yang sudah kita lewati tapi akan membosankan jika hanya itu-itu saja yang bisa dilakukan. Padahal banyak kesempatan yang bisa didapatkan saat kita menerapkan going for extra miles.

    Waktu tidak bisa dikendalikan, yang bisa kita kendalikan adalah effort

    Unduh aplikasi Finansialku untuk menjadi langkah kita for going for extra miles, baik dalam konten, event atau research yang bisa dimanfaatkan orang banyak.

Semoga penjelasan ini dapat bermanfaat untuk Sobat Finansialku, dan akhir kata Make A Plan and Get Your Financial Dreams Come True.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *