“Melihat beragam potensi tersebut, kami hadir di sini dan akan melakukan pelatihan dan pendampingan. Semoga kita bisa mengangkat perekonomian Kampung Ugar,” ucap Menparekraf dikutip dari Antara, Sabtu, 15 Oktober 2022.
Dia mengatakan desa wisata itu memiliki keunikan sejarah dan ekowisata yang berkelanjutan. Ada potensi wisata bahari yang menyajikan perpaduan lanskap gugusan pulau-pulau kecil, langit biru, dan hujan tropis.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selain itu, Sandiaga melihat Kampung Ugar sebagai kawasan perairan dan daratan yang menawan. “Sepanjang perjalanan menuju Kampung Ugar, mata kita dimanjakan dengan pemandangan yang indah, dan juga atraksi budaya yang luar biasa,” kata Menparekraf.
Di sisi lain, pulau-pulau di Kampung Ugar mirip di Raja Ampat. Pulau-pulau itu juga memiliki jejak arkeologi seperti lukisan prasejarah pada dinding-dinding tebing karst.
“Saya baru datang langsung dikasih hujan meskipun hujan tetap jalan, karena hujan di Kampung Ugar, Kabupaten Fakfak membawa keberkahan. Saat hujan wilayah ini tetap cantik, sehingga Kampung Ugar harus dikembangkan sebagai destinasi wisata,” ujarnya.
Sebagian besar dari penduduk Kampung Ugar beragama Islam dan membuat kebudayaan bernuansa Islami di sana terus dilestarikan. Ada masjid tertua bersejarah yang berlokasi di semenanjung Papua, yakni Masjid Tua Patimburak.
Masyarakat masih terus mempertahankan arsitektur masjid berupa perpaduan bentuk gereja dan masjid. Perpaduan itu terlihat sebagai perwujudan kuatnya toleransi antar agama di Kabupaten Fakfak.
“Potensi ekonomi kreatif di Kampung Ugar juga menjanjikan mulai dari keunikan kuliner seperti ikan kakap kuah kuning, tagas-tagas, kangkong tumis, ayam bumbu bakar bambu, kue lontar, sirup pala, serta nasi kelapa bakar,” ungkap Sandiaga.
(ADN)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.
