tribunwarta.com – JAKARTA, PT PLN (Persero) menyebut, hubungan Perseroan dengan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) merupakan investasi komersial atau Business to Business (B2B). Dia memastikan PLN tidak berhubungan dengan Penyertaan Modal Negara (PMN) Tahun Anggaran 2022 sebesar Rp3,2 triliun yang disuntik ke PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI.
“Dari kami sendiri ini bukan program PMN, bukan program listrik desa, sehingga ini program investasi biasa secara komersial,” ujar Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Jakarta, Senin (28/11/2022).
Darmawan menambahkan, pihaknya akan meminta tagihan kepada KCIC terkait dengan biaya pasokan listrik. Terdapat empat pasokan traksi tegangan tinggi 150 KV, empat pasokan stasiun, dan satu depo tegangan menengah yang disiapkan Perseroan.
Adapun, mega proyek yang akan menghubungkan Jakarta-Bandung sejauh 142 kilometer ini membutuhkan daya listrik sekitar 260 mega volt ampere (MVA).
“Jadi dari sudut pandang kami ya ada biaya sambung yang kami tagihkan ke KCIC, ada biaya listrik ke KCIC. Jadi, dari sudut pandang kami ya kami memperlakukan seperti pelanggan yang lain. Jadi, kami ada investasi betul, kami hitung-hitung juga pemanfaatan listrik sebesar ini berapa tahun,” ucapnya.
Editor : Aditya Pratama