Di Hari Santri, Barikade Gus Dur Pasuruan Ajak Bela Kaum Tertindas dan Anti Korupsi

Di Hari Santri, Barikade Gus Dur Pasuruan Ajak Bela Kaum Tertindas dan Anti Korupsi

SURYA.CO.ID, PASURUAN – Nilai-nilai perjuangan yang diajarkan almarhum KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur kembali diingat di benak umat Islam khususnya di Kabupaten Pasuruan, terutama bersamaan peringatan Hari Santri tahun ini.

Sebagai bagian dari upaya menghormati dan menghargai perjuangan Gus Dur, kelompok dari Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Barisan Kader (Barikade) Gus Dur Kabupaten Pasuruan mengunjungi makam Wali lima dan makam Gus Dur. Kegiatan kunjungan itu dilakukan selama dua hari, 29 – 30 Oktober 2022.

Ketua DPC Barikade Gus Dur Kabupaten Pasuruan, Muslimin menjelaskan, ini merupakan rangkaian kegiatan Barikade Gusdur dalam peringatan HSN. “Artinya, kami ingin napak tilas di makam Wali dan makam Gus Dur sebagai bentuk menghormati dan menghargai perjuangan beliau – beliaunya,” kata Muslimin, Minggu (30/10/2022).

Apalagi, kata Muslimin, generasi muda harus meneladani nilai-nilai perjuangan yang diwariskan para wali dan Gus dur sebagai mantan Presiden RI.

Ia berharap, safari ini bisa memberikan manfaat. Utamanya bagi jajaran pengurus DPC Barikade Gus Dur Kabupaten Pasuruan agar ke depannya bisa lebih baik. “Harapannya, usai dari berkeliling makam para ulama ini bisa meneladani hal-hal positif dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat luas,” urainya.

Muslimin menerangkan, Barikade Gus Dur adalah wadah bagi warga Kabupaten Pasuruan untuk menebarkan misi perdamaian dan kebaikan. “Apabila ada kaum minoritas yang tertindas, di situlah santri Gus Dur di bawah naungan rumah Barikade Gus Dur akan turut mendampingi,” terangnya

Sehingga, kata Muslimin, tercipta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ia mengaku Barikade Gus Dur akan menebarkan nilai kebaikan yang pernah diajarkan. “Gus Dur adalah orangnya yang selalu menjaga keindahan, kebersamaan dalam suatu perbedaan. Itu misi yang akan kami bawa, menjaga keutuhan bernegara,” lanjutnya.

Muslimin juga mengingatkan, mencintai Gus Dur bukan hanya selesai dengan memajang gambar Gus Dur di rumah, jalanan atau tempat lainnya. “Kalau mencintai Gus Dur hanya dimaknai dengan memasang gambarnya saja, ya percuma. Mencintai Gus Dur itu harus dimaknai secara luas,” tegas Muslimin.

Ia menilai percuma mencintai Gus Dur kalau hanya dijadikan sebagai gimmick. Yang pada kenyataannya, praktik politik mereka jauh dari yang dilakukan Gus Dur. Ia menyebut, mengikuti Gus Dur juga harus mengikuti paradigma dan pemikiran Gus Dur.

Yaitu membela kaum tertindas, anti korupsi, tidak otoriter, dan pluralisme. “Apa yang pernah diajarkan oleh Gus Dur seharusnya bisa diterapkan dilakukan oleh teman-teman Barikade Gus Dur di Pasuruan ini,” jelasnya. ****


Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *