tribunwarta.com – JAKARTA, Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Malaysia mengalami koreksi pada perdagangan Senin (17/10/2022). Hal itu dipicu kebijakan Indonesia yang menetapkan harga referensi terbaru CPO serta nilai pajak ekspor yang lebih rendah pada pertengahan Oktober 2022.
Kontrak CPO periode Desember di Bura Derivatif Malaysia hingga pukul 12:09 WIB merosot 1,85 persen di MYR3.762 per ton. Sedangkan harga pengiriman November berada di level MYR3.712 per ton.
Produsen CPO terbesar dunia, Indonesia, baru saja menetapkan harga referensi CPO untuk periode 16-31 Oktober 2022 sebesar 713,89 dolar AS per ton, sebagaimana terlampir dalam dokumen Kementerian Perdagangan, dikutip Senin (17/10/2022).
Sementara itu pajak ekspor CPO turun menjadi 3 dolar AS per ton, dari 33 dolar AS yang ditetapkan pada harga referensi sebelumnya. Pajak ekspor CPO Indonesia yang lebih rendah membuat harga jual menjadi terjangkau di pasaran, sekaligus meningkatkan permintaan. Secara otomatis hal itu membuat harga di Malaysia menjadi lebih rendah.
Namun, di sisi lain, ekspor produk CPO Malaysia dilaporkan turun 4 persen (MoM) pada periode 1-15 Oktober, sesuai data surveyor kargo Intertek Testing Services pada Sabtu lalu.
Di tengah koreksi harga minyak sawit, sejumlah harga minyak nabati lain turut bergerak fluktuatif, seperti minyak kedelai di Bursa Dalian China yang stagnan, sedangkan kontrak CPOnya naik 2,51 persen, sedangkan minyak kedelai di Chicago juga naik 0,6 persen.
Sentimen pergerakan harga juga datang dari ringgit yang terus melemah terhadap dolar. Hal ini tampak akan menjadi katalis positif karena membuat komoditas tersebut lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
Ke depan, harga CPO berpeluang melemah hingga area support di MYR3.707 per ton, lantaran gagal menembus level resistance si MYR3.858 per ton, demikian kata Technical Analyst Reuters, Wang Tao.
Editor : Jeanny Aipassa
