Cara Memulai Bisnis Perkebunan Kopi

Cara Memulai Bisnis Perkebunan Kopi

tribunwarta.com – Memulai bisnis perkebunan kopi tidaklah mudah, membutuhkan ketekunan dan keuletan yang cukup menyita waktu. Serta cara yang tepat dalam memulai bisnis ini.

Bisnis kebun kopi mempunyai prospek masa depan yang cukup bagus, hal ini dapat dilihat dari data konsumsi kopi di Indonesia.

Konsumsi kopi khususnya di Indonesia sangat tinggi, ini terbukti dari data ICO (International Coffe Organization) mengenai konsumsi kopi domestik.

Tren konsumsi Indonesia mengalami kenaikan dalam 5 tahun terakhir, sehingga banyak wirausaha yang mendirikan coffeshop.

Hal ini dapat menjadi peluang bagi bisnis hulu kopi, khususnya para petani agar dapat mencicipi pasar perdagangan kopi di Indonesia.

Alifuddin Kemal, Micro Farmer dari Kejayan Coffe menjelaskan bagaimana cara memulai bisnis kopi dari menanam sampai menjual dalam wawancara pada Sabtu, 29 Januari 2022.

Dalam mendirikan bisnis kebun kopi, setidaknya dibutuhkan lahan untuk pengaplikasian dalam menanam kopi.

Serta, pengetahuan dalam mengelola perkebunan yaitu mengenai cara menanam kopi, pemuliaan, dan pemeliharaan tanaman.

“Sebelum memulai bisnis, pasti harus punya lahan untuk ditanam, sama pengetahuan mengenai pengelolaan perkebunan, pemuliaan, dan pemeliharaan tanaman kopi” kata Kemal.

Kemal menyarankan sebelum terjun ke bisnis, hendaknya menimba ilmu kepada petani kopi lokal selama kurang lebih 1 tahun.

“Pengetahuan terbaik adalah pengalaman, cara mendapatkannya ya harus jadi anak didiknya petani lokal dulu, kurang lebih ya satu 1 tahun” kata Kemal.
Dalam memulai menanam kopi, perlu diketahui jenis kopi apa yang hendak ditanam. Jenis-jenis kopi yang umum ditanam di Indonesia adalah Arabika, Robusta, dan Liberika.

Setiap jenis kopi membutuhkan ketinggian lahan yang berbeda.

Kemal menjelaskan, kopi arabika membutuhkan setidaknya di ketinggian 1000 mdpl untuk dapat tumbuh.

Sedangkan kopi robusta minimal ketinggian 300 mdpl dan kurang dari 1000 mdpl.

“Sebelum menanam kopi, dilihat dulu jenis kopi yang mau ditanam, kopi arabika itu ditanam di ketinggian lebih dari 1000 mdpl, kalau robusta, minimal 300mdpl sampai kurang dari 1000mdpl agar bisa hidup” kata Kemal.
Kemal melanjutkan, untuk panen di Indonesia ada dua hal secara umum dilakukan petani Indonesia dalam memanen kopi. Yaitu petik campur atau petik lajut, dan ada petik matang atau petik merah.

“Panen di Indonesia ada dua hal secara umum, petik campur atau petik lajut, dan petik merah. Kalau dari kami, memilih petik merah atau matang agar menjaga kualitas kopi” ujar Kemal.

Setelah memetik kopi, dilanjutkan dengan proses pasca panen, yaitu pengolahan kopi setalah panen.

Ada dua macam dalam mengelola pasca panen yaitu, olah basah dan olah kering.

Dalam menjual biji kopi, ada beberapa petani kopi yang menjual setelah pasca panen, namun ada yang juga menjual biji kopi yang sudah di roasting.

“Beberapa petani ada yang menjual setelah pasca panen, ada juga yang di roasting dulu agar ada nilai tambah penjualan, kalau di Kejayan Coffe, kami menjual yang sudah di roasting dan dijual online” kata Kemal.

Menurut Kemal, prospek bisnis kopi sangat terbuka lebar, apabila melihat dari perkembangan konsumsi kopi dari tahun ke tahun.

“Prospeknya sangat terbuka lebar ya, intinya perlu ketekunan dan keuletan apabila ingin terjun ke bisnis ini” pungkas Kemal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *