Bursa Wall Street Naik 2% Usai AS Umumkan Inflasi September Melandai

Bursa Wall Street Naik 2% Usai AS Umumkan Inflasi September Melandai

tribunwarta.com – Bursa saham utama di Amerika Serikat, pada Kamis kemarin (13/10) bergerak menguat di akhir perdagangan setelah investor merespons positif data inflasi di Amerika Serikat.

Bursa Wall Street berbalik rebound, indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 827,87 poin atau 2,83%, indeks S&P 500 juga naik 92,88 poin atau 2,60% sedangkan, indeks Komposit Nasdaq ditutup bertambah 232,05 poin atau 2,23%.

Pembalikan ini menandai lompatan hampir 194 poin di S&P 500 dari level terendah sesi ke level tertinggi, lompatan intraday terbesar untuk indeks sejak 24 Januari. Sementara itu, sektor keuangan dan energi memimpin kenaikan di antara sektor S&P 500.

Pasar awalnya turun setelah data menunjukkan indeks harga konsumen (IHK) utama naik pada kecepatan tahunan 8,2 persen pada September, dibandingkan dengan perkiraan kenaikan 8,1 persen. Namun, angka inflasi AS mulai melandai dari posisi Agustus di level 8,3% secara tahunan.

“Orang-orang mungkin melakukan net short menjelang laporan IHK, dan melihat laporan itu negatif dan mulai menutupi kekurangan mereka,” kata King Lip, kepala strategi investasi di Baker Avenue Asset Management di San Francisco, seperti dikutip dari Antara, Jumat (14/10).

Beberapa ahli strategi juga menunjuk ke beberapa level dukungan teknis di sekitar angka 3.500 untuk S&P 500.

“Ini faktor teknis,” kata Lip, menambahkan bahwa aksi jual tajam baru-baru ini di saham mungkin berarti “berita buruk mungkin telah diabaikan.

“Memasuki musim laporan keuangan, yang kami butuhkan hanyalah hal-hal yang tidak seburuk yang diduga,” katanya.

Bank-bank besar Wall Street memulai musim pelaporan kuartal ketiga pada Jumat waktu setempat, dengan investor menunggu untuk melihat bagaimana lingkungan suku bunga yang tinggi mempengaruhi keuntungan mereka.

Sementara itu, menurut Analis Bahana Sekuritas, penguatan bursa Wall Sreet di atas 2% Kamis kemarin karena data inflasi September 2022 yang menunjukkan penurunan ke level 8,2% secara tahunan.

“Data Jobless Claims meningkat menjadi 228000 hal ini membuat The Fed masih akan agresif menaikkan suku bunga pada pertemuan November mendatang,” kata Dimas, dalam publikasi risetnya, Jumat (14/10).

Adapun, bursa saham Asia mayoritas ditutup melemah Kamis kemarin karena pelaku pasar menanti rilis data CPI AS dan kekhawatiran kembali meningkatnya kasus Covid di China.

BACA JUGA

Inflasi di AS Masih Melambung pada September, Biaya Hidup Makin Mahal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *