Bupati Pamekasan Tidak Merespons, Pengunjuk Rasa Tak Mendapat Solusi Terkait Kelangkaan Pupuk

Bupati Pamekasan Tidak Merespons, Pengunjuk Rasa Tak Mendapat Solusi Terkait Kelangkaan Pupuk

SURYA.CO.ID, PAMEKASAN – Tidak mudah mendesak Bupati Pamekasan untuk keluar setiap kali ada unjuk rasa di Kabupaten Pamekasan. Itu kembali terjadi ketika sekitar 50 pemuda yang tergabung Forum Aspirasi Masyarakat Madura (FARA) Pamekasan menggelar aksi di depan kantor Pemkab Pamekasan, Jumat (28/10/2022).

Para aktivis itu sebenarnya datang untuk mengkritisi empat tahun masa kepemimpinan Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam. Juga meminta penjelasan atas kelangkaan pupuk bersubsidi yang dikeluhkan para petani, sedangkan pemda dianggap tidak cepat tanggap atas kondisi tersebut.

Tetapi sampai aksi berakhir, Bupati Pamekasan tidak juga muncul. Bahkan perwakilan dan pejabat pemda tidak keluar untuk mewakili bupati sehingga persoalan yang dibawa FARA akhirnya tidak mendapatkan solusi.

Awalnya, para pengunjuk rasa yang bergerak dari area monumen Arek Lancor begitu bersemangat saat tiba di depan pintu pagar kantor pemkab sebelah Tmur. Mereka sudah dihadang sejumlah aparat Polres Pamekasan.

“Kami datang ke sini dengan cara damai. Tidak akan melakukan tindakan anarkhis. Tolong teman-teman semuanya dengarkan, jangan sampai melakukan tindakan yang bisa mengadu domba kami dengan aparat yang berjaga ini,” ujar Darul Arqom, salah seorang anggota FARA.

Darul Arqom mengutarakan, mereka datang untuk menagih janji politik bupati dinilai belum dipenuhi. Karena itu, pihaknya meminta bupati menemui mereka langsung tanpa diwakili kepala dinas, agar mendengar sendiri uneg-uneg mereka menyangkut empat tahun kepemimpinan bupati.

Kemudian mereka mempersoalkan langkanya pupuk bersubsidi di Pamekasan namun pemkab seolah tutup mata. Seolah tidak ada kelangkaan pupuk di Pamekasan.

Karena itu, mereka mendesak bupati untuk menjelaskan bagaimana kondisi kelangkaan pupuk bersubsidi di Pamekasan. “Pak Bupati, silakan datang temui kami sekarang juga. Kami sengaja datang ke sini untuk bertemu Pak Bupati untuk berdiskusi secara terbuka dan intelektual,” ujar Darul Arqom.

Aktivis lainnya, Royhan Ikbal, juga menuntut bupati menemui mereka. Jika tidak, mereka mengancam akan melakukan tindakan dengan cara mereka sendiri. Dan mereka akan masuk mencari bupati ke ruang kerjanya.

Selanjutnya Royhan meminta kepada aparat keamanan membantu mereka bertemu dengan bupati. Namun aparat kepolisian yang berjaga tidak mendengarkan. “Ayo kawan-kawan semua. Maju bersama dan kita masuk secara paksa,” ajak Royhan, yang kemudian mereka berusaha menerobos pagar betis aparat keamanan, namun tidak berhasil.

Setelah hampir satu jam mereka berorasi bergantian, tetap tidak ada pejabat pemkab yang menemui, termasuk bupati. Akhirnya dengan perasaan kecewa massa membubarkan diri dan berjanji akan datang lagi dengan jumlah lebih banyak. ****


Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *